Bernasib Kurang Baik, Menurut Adat Jawa Golongan Sukerta Harus Diruwat

Bernasib Kurang Baik, Menurut Adat Jawa Golongan Sukerta Harus Diruwat

Sukerta senantiasa dihubungkan dengan penyelenggaraan upacara ruwatan. Apalagi dapat Dikatakan bahwa masalah sukerta selalu menjadi inti pokok dalam ruwatan.--

BENGKULUEKSPRESS.COM -  Sukerta merupakan Golongan orang- orang yang menurut adat penyandang lemah diri serta bernasib kurang baik yang terancam hidupnya. Sukerta senantiasa dihubungkan dengan penyelenggaraan upacara ruwatan. Apalagi dapat Dikatakan bahwa masalah Sukerta selalu menjadi inti pokok dalam ruwatan.

BACA JUGA:Normalkah Alami Pendarahan Setelah Melahirkan?

Ada pula penyandang Sukerta adalah orang yang mempunyai kelemahan diri, kesialan, serta senantiasa merasa terancam hidupnya sehingga mungkin besar bisa memperlemahkan diri serta timbul berbagai perasaan, seperti merasa salah, merasa rendah, merasa bodoh, merasa sial, merasa kandas dalam bekerja, merasa kandas dalam bertani, merasa dijauhi jodoh, merasa sakit sakitan serta merasa senantiasa rugi dalam berdagang.

Munculnya bermacam perasaan yang demikian justru mendorong para penyandang sukerta selalu bimbang dan ragu-ragu dalam berbuat, sehingga terjalin sapa uwas bakal tiwas.

Sukerta merupakan Golongan orang- orang yang menurut adat, penyandang lemah diri serta bernasib kurang baik yang terancam hidupnya.

BACA JUGA:Seperti Apa Proses Kuret? Begini Prosedur dan Efek Sampingnya!

Sukerta senantiasa dihubungkan dengan penyelenggaraan upacara ruwatan. Apalagi dapat Dikatakan bahwa masalah sukerta selalu menjadi inti pokok dalam ruwatan.

Ada pula penyandang Sukerta adalah orang yang mempunyai kelemahan diri, kesialan, serta senantiasa merasa terancam hidupnya sehingga mungkin besar bisa memperlemahkan diri serta timbul berbagai perasaan, seperti merasa salah, merasa rendah, merasa bodoh, merasa sial, merasa kandas dalam bekerja, merasa kandas dalam bertani, merasa dijauhi jodoh, merasa sakit-sakitan serta merasa senantiasa rugi dalam berdagang.

BACA JUGA:Vidyadhara, Sosok yang Sering Dikaitkan dengan Pasangan Manusia di Surga

Munculnya bermacam perasaan yang demikian justru mendorong para penyandang sukerta selalu bimbang dan ragu- ragu dalam berbuat, sehingga terjalin sapa uwas bakal tiwas.

Menurut Wardani, D.A.W. (2020). Pada dasarnya berbagai penyandang sukerta dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan berdasarkan kedudukan dan kelemahan diri masing-masing yakni:

1. Golongan penyandang sukerta karena cacat kodrati atau karena cacat yang bertalian dengan pembawaan kelahiran masing-masing, meliputi:

BACA JUGA:Agar Sholat Tahajud Semakin Sempurna, Amalkan Ini Setelahnya

a) orang-orang yang memiliki kelainan bentuk badan sejak lahir, misalnya kadung, wujil, bucu, cebol, bungkik, bajang, cemani, bule dan slewah.

b) orang-orang yang mempunyai kekhususan waktu kelahiran, misalnya julungpujud, julungwangi, julungsarab, dan julungsungsang.

c) orang-orang yang memiliki kekhususan dalam bersaudara, misalnya padangan, ipil-ipil, pandhawi, pandhawa, sarampa, sarimpi, dhampit, ontang-anting, kendhana-kendhini, kembar, sendhang kapit pancuran,dan pancuran kapit sendhang.

BACA JUGA:Ini Dia Rekomendasi 12 Vitamin untuk Dikonsumsi Ibu Hamil

2. Golongan penyandang sukerta karena kelalaian perbuatan, antara lain:

a) orang yang membuka lebar-lebar jendela pada waktu senjakala.
b) orang yang menggunakan tempat tidur atau dipan.
c) orang yang menghuni rumah Jawa bentuk kampung tanpa tutup keyong (dhandhang ngelak).
d) orang yang memiliki krobongan (patanen) tanpa pramana (tutup atau lurup yang cermat.
c) orang yang memiliki tempat barang (wewadhahan) tanpa tutup atau terbuka.
d) orang yang membuat lumbung tanpa dasar.
e) orang yang menggunakan kasur tanpa pramana (tutup yang rapi).
e) orang yang membuat sumur rapat di depan rumah
f) orang yang membuat dapur menghadap ke timur atau ke utara.
g) orang yang membuat sumur tepat di belakang rumah hunian dan lain sebagainya.

BACA JUGA:Amalkan Ini Setelah Sholat Tahajud, Syekh Ali Jaber: Lebih Dahsyat dari Membaca Al Qur'an

3. Golongan penyandang sukerta karena kecelakaan dalam pekerjaan, menjadi mangsa (jatah) Batara Kala, antara lain:

a) orang yang memecahkan pipisan (alas tumbuk) waktu menumbuk bumbu atau jamu
b) orang yang mematahkan gandhik (penumbuk jamu) dan,
c) orang yang merobohkan dandang pada waktu menanak nasi. Semoga bermanfaat. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: