Meriam Ki Amuk, Alat Tempur Kesultanan Banten Hadiah dari Walisongo
Meriam Ki Amuk sebagai senjata pamungkas dan senjata andalan Kesultanan Banten yang paling ditakuti,-Bengkulu Ekspress-Istimewa
Sedemikan hebatnya Meriam Ki Amuk milik Kesultanan Banten yang menjadi senjata andalan untuk menjaga perbatasan keraton dan batas wilayah kekuasaan Kesultanan Banten, sehingga para prajurit dan masyarakat Banten pada saat itu banyak yang beranggapan bahwa kekuatannya bukan hanya berasa dari bentuk fisik meriamnya saja.
Namun hal itu ditambah juga dengan kekuatan gaib yang berasal dari para Wali dan Karuhun Banten, khususnya pengaruh besar dari kekuatan Sultan Maulana Hasanuddin.
BACA JUGA:Produk Baru Honda Elevate, Siap Saingi Pasar Hyundai Creta dan Suzuki Grand Vitara
Dengan hanya mendengar dentuman saja, Meriam Ki Amuk mampu membuat musuh ketakutan, ditambah lagi ketika meledak, maka kekuatan dahsyatnya mampu menghancurkan target sasaran yang membuat pertahanan musuh porak poranda.
Suara dentuman yang menggelegar serta kekuatan dahsyat milik Meriam Ki Amuk ini telah dibuktikan ketika pasukan Kesultanan Banten melawan musuhnya. Baik saat melawan armada laut Portugis maupun pasukan Belanda yang akan mendarat di pantai Banten pada abad ke 15 dan abad ke 18.
Mengenai sejarah dan asal-usul dari Meriam Ki Amuk ini terdapat beberapa versi yang diantaranya dipengaruhi oleh cerita legenda masyarakat.
BACA JUGA:Rezeki Datang tak Disangka-sangka, Aa Gym Ajak Tingkatkan ini
Menurut Mentes Minto seorang penulis asal Portugis, ia mengungkapkan saat terjadi perang antara Demak melawan Panarukan, dimana pada perang tersebut, Demak sudah memiliki sejumlah meriam yang dibuat dengan di cor termasuk salah satunya yang berukuran besar sebesar Meriam Ki Amuk.
Kemungkinan besar Meriam tersebut adalah Meriam Ki Amuk, meriam tersebut dibuat oleh pandai besi yang berasal dari negara Turki dan beberapa dari Aceh. Versi lain yang bersumber dari cerita rakyat, yang kental akan kisah legenda dan Mitos Meriam Ki Amuk milik Kesultanan Banten.
Dikisahkan pada saat itu Kesultanan Banten yang masih berada di bawah pemerintahan Demak, mulai diincar oleh Portugis dan Belanda. Dari situlah kemudian Sulatan Demak mengirimkan pasukannya ke Banten di bawah pimpinan prajurit-prajurit pilihannya.
Diantara para prajurit pilihannya itu terdapat tiga bersaudara prajurit yang terjun ke medan perang. Dengan gagah berani mereka memimpin anak buahnya yang menghadang penyerbuan bala tentara Portugis yang datang dari arah laut.
BACA JUGA:Sunan Kudus Larang Masyarakat Sembelih Sapi Saat Hari Raya Idul Adha, Apa Alasannya?
Pada saat menjalankan tugasnya itu dia dari tiga prajurit bersaudara itu melanggar sebuah larangan dari leluhur mereka yakni dengan mandi air laut pada waktu terik matahari.
Akhirnya mereka terkena kutukan dan berubah menjadi sepasang meriam yang salah satunya konon menjadi Meriam Ki Amuk yang dipakai oleh Kesultanan Banten.
Cerita lain juga menyebut, bahwa Meriam Ki Amuk merupakan pemberian dari Sultan Demak atas keputusan Walisongo sebagai sebuah hadiah kado pernikahan antara Sultan Maulana Hasanuddin dan putri Demak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: