Praktik Sihir Diprediksi Sejak Era Nabi Musa AS

Praktik Sihir Diprediksi Sejak Era Nabi Musa AS

Keberadaan tukang sihir sudah marak di lingkaran kekuasaan sejak era Nabi Musa AS-Bengkulu Ekspress-Istimewa

Namun, begitu mengetahui fakta tersebut kaum Yahudi malah melempar kitab Taurat. “Sebenarnya kaum Yahudi itu mengetahui tetapi mereka membuang dan menyembunyikan pengetahuan mereka itu dan mengingkarinya,” kata Qatadah, sebagaimana dikutip Ibnu Katsir.

Definisi Ashif

Apa dan bagaimana kitab ‘Ashif itu? Semua bermula sejak zaman Nabi Sulaiman AS. Ibnu Katsir mengutip keterangan Ibnu Abi Hatim yang diperoleh dari Ibnu ‘Abbas, “’Ashif adalah juru tulis Nabi Sulaiman. Dia mengetahui Ismu al-a’zham (nama yang paling agung). 

Dia mencatat segala sesuatu atas perintah Nabi Sulaiman, lalu menguburnya di bawah singgasananya. Setelah Nabi Sulaiman wafat, setan-setan mengeluarkan tulisan-tulisan itu kembali dan mereka mengatakan, ‘Inilah kitab pedoman yang diamalkan Sulaiman.’” 

BACA JUGA:Waspada, Ini Dia Ciri-ciri Seseorang Kena Santet!

Setan-setan itu menuding Nabi Sulaiman telah mempelajari dan melakukan sihir, sebagaimana tulisan-tulisan yang dikubur itu. Ibnu ‘Abbas melanjutkan riwayat ini, “Sehingga orang-orang yang bodoh mengingkari Nabi Sulaiman dan mencacinya, sedangkan para ulama diam, sehingga orang-orang bodoh itu masih terus mencaci Nabi Sulaiman hingga Allah menurunkan ayat (surah al-Baqarah ayat 102) kepada Nabi Muhammad.” 

Ayat itu terjemahnya: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir).”

Definisi kitab ‘Ashif, dengan demikian, lebih sebagai tulisan-tulisan sihir yang telah dikubur, bukan ditulis atau dikarang, ‘Ashif atas perintah Nabi Sulaiman. Tuduhan kaum musyrik bahwa Nabi Sulaiman mengerjakan sihir pun terbantahkan. 

Lebih lanjut, Ibnu Katsir mengutip pandangan beberapa pihak yang menegaskan, praktik-praktik sihir sudah ada jauh sebelum masa kenabian Sulaiman. 

BACA JUGA:Waspadai 3 Benda ini, Kata Ustadz Faizar Sering Jadi Media Santet

Setidaknya, tukang sihir sudah marak di lingkaran kekuasaan sejak era Nabi Musa. Kita tahu adanya sejumlah ayat Alquran yang mengisahkan keimanan mereka setelah menyaksikan mukjizat tongkat Nabi Musa. Di ayat lain, Alquran juga menyebut kaum durhaka yang menuding Nabi Saleh sebagai pengikut sihir.

Masih mengenai Alquran surat al-Baqarah ayat 102, Ibnu Katsir melanjutkan penjelasannya. Di sana, Allah berfirman, “Mereka (setan-setan) mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.’” Menurut Ibnu ‘Abbas, Allah tidak menurunkan sihir kepada Harut dan Marut. 

Ibnu Katsir juga mengutip elaborasi dari Ibnu Jarir yang menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut. “Nabi Sulaiman tidak kafir. Dan Allah tidak menurunkan sihir kepada kedua malaikat tersebut tetapi setan-setan itu yang kafir. Mereka (setan-setan) mengajarkan sihir kepada manusia di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut. […] 

BACA JUGA:Ingin Rezeki Berkah dan Belimpah, Amalkan Doa ini

Dengan demikian, makna malaikat itu adalah Jibril dan Mikail karena para penyihir dari kalangan orang-orang Yahudi menganggap bahwa Allah telah menurunkan sihir melalui lisan Jibril dan Mikail kepada Nabi Sulaiman bin Daud. Maka Allah pun mendustakan mereka dalam hal itu. Dan Dia memberitahukan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa Jibril dan Mikail tidak pernah turun dengan membawa sihir. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: