Bantu Penderita Tumor
CURUP, BE - Meski cukup sibuk dengan segudang aktivitas, tidak menghentikan langkah Ketua TP PKK Kabupaten Rejang Lebong Hj Susilawati SE MM untuk mengunjungi penderita tumor ganas di Kelurahan Jalan Baru Kecamatan Curup. Sekitar pukul 10.30 WIB, Jum\'at (8/3) secara langsung mengunjungi Betty (36) yang diketahui sudah 10 tahun menderita tumor ganas.
\"Bukan pemerintah tidak ingin membantu, tapi kadang informasi dari pernagkat desa dan kelurahan yang kurang. Makanya setelah mendapatkan informasi saya langsung telphon Lurah untuk mengunjungi Betty ini,\" ungkap perempuan yang akrab disapa Ibu Sus itu.
Terkait kelalaian tersebut, Ibu Sus meminta perangkat desa dan kelurahan untuk tidak membiarkan ada warga yang menderita penyakit serius tidak mendapatkan pertolongan. \"Saat ini program pengobatan gratis sudah cukup banyak, ada Jamkesmas, ada Jamkesda, bahkan dengan surat keterangan tidak mampu bisa dijamin oleh pemerintah daerah. Jadi jangan sampai ada warga yang tidak terbantu seperti ini,\" tutur Ibu Sus, kepada Lurah.
Disela kunjungannya, secara pribadi Ibu Sus juga memberikan bantuan uang kepada Betty untuk dapat membantu pengobatan tumor ganas yang diderita Betty. Dibagian lain, keluarga Betty tampak pesimis terhadap kesembuhan wanita yang hingga kini masih belum berumah tangga tersebut.
Haryani (40) kakak perempuan Betty, mengaku telah berusaha mengobati tumor yang tubuh di belakang telinga kiri Betty tersebut. \"Tahun 2003 lalu sudah diopesi, bahkan tumor yang diangkat 1 kg. Tetapi tumo malah tumbuh semakin besar. Berbagai pengobatan medis hingga perngobatan alternatif juga sudah kami lakukan, tidak juga ada hasilnya,\" terang Haryati. Betty juga pernah dirawat ke beberapa rumah sakit yang ada di Palembang, Jakarta serta Bandung.
\"Para dokter menyerah menangani penyakit Betty, mereka takut tumor akan semakin membesar. Setiap bulan tumor yang tumbuh di tubuh Betty sering berdarah, bahkan darah yang keluar pernah mengalir seperti air keran, sehingga Betty membutuhkan 3 hingga 7 kantong darah B, untuk mengganti darah yang keluar dari tumor,\" kata Haryati.
Sebagai solusi, beberapa dokter pernah menyarankan Betty dibawa ke Singapura, yang kabarnya bisa memakan biaya Rp 200 juta lebih selama perawatan. \"Kemana kami mau cari uang, Betty ini sudah tidak ada orang tua, delapan saudaranya juga bukan orang yang memiliki ekonomi menengah atas. Kami bukan pasrah, namun usaha sudah maksimal kami lakukan untuk adik kami ini,\" tutur Betty. (999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: