Penderita HIV Meningkat
BENGKULU, BE- Dalam dua tahun terakhir, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bengkulu mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, pada tahun 2020 kasus HIV AIDS di Kota Bengkulu tercatat sebanyak 70 kasus dengan 53 kasus HIV, sementara 17 kasus AIDS, dan di tahun 2021 hingga hari ini, pihak Dinkes mencatat terdapat 78 kasus, dengan 56 kasus HIV dan 22 kasus AIDS. Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Nelli Hartati, SKM MM membenarkan adanya peningkatan kasus tersebut. Menurutnya, hal tersebut sedikit banyak juga dipengaruhi pandemi Covid-19. Kekhawatiran orang yang memiliki kerentanan terhadap kesehatan mereka, terutama orang yang sudah memiliki virus yang mempengaruhi daya tahan tubuh mereka, menyebabkan mereka enggan untuk mendatangi pusat-pusat layanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit. Imbasnya, tanpa disadari justru semakin memperburuk kesehatan mereka, terutama bagi orang dengan virus HIV AIDS yang seharusnya mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan secara rutin. Di masa pandemi Covid-19 saat ini, para penderita HIV AIDS justru dianjurkan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 untuk perlindungan terhadap kesehatan mereka. Anjuran tersebut setelah dilakukan kajian kesehatan terhadap para penderita penyakit tertentu yang sebelumnya dinilai tidak layak untuk divaksin atau biasa disebut komorbit, termasuk para penderita HIV AIDS. Nelli menjelaskan, pemberian vaksin Covid untuk para penderita HIV AIDS dan penyakit rentan lainnya justru saat ini menjadi focus sasaran vaksin, sebagai bentuk perlindungan terhadap serangan Covid-19 saat ini. Untuk mendapatkan pelayanan ini, di Kota Bengkulu terdapat 8 fasilitas kesehatan baik rumah sakit dan puskesmas yang bisa menjadi rujukan, tidak hanya untuk mendapatkan perawatan dan akses pengobatan juga untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Tempat pelayanan tersebut yakni RSUD M Yunus Bengkulu, RS DKT, RSHD, RS Bhayangkara, Puskesmas Penurunan, Puskesmas Kandang, Puskesmas Betungan dan Puskesmas Basuki Rahmat. Sementara itu, Ketua Yayasan Kipas, Merly Yuanda menuturkan pihaknya masih konsentrasi menangani pendampingan dan pembinaan terhadap kelompok orang dengan HIV AIDS di Bengkulu. Menurutnya, kendati obat-obatan untuk menekan penyebaran virus HIV/AIDS tersedia bahkan bisa diakses bagi penderita, namun Covid juga menjadi momok tersendiri bagi para penderita, untuk menghindari pusat-pusat pelayanan karena takut tertular dan memperburuk kondisi kesehatan mereka. \"Untuk semakin menjaga daya tahan tubuh, para penderita HIV/AIDS di masa pandemi ini disarankan bagi para penderita untuk rutin memeriksakan diri termasuk bagi kelompok orang yang rentan, sehingga lebih mudah untuk ditangani,\" kata Merly. Di samping itu, lanjutnya, kelompok rentan atau populasi kunci yang merupakan Orang Dengan HIV/AIDS atau disebut ODHA untuk mendapatkan vaksin Covid-19 ini sebagai bentuk perlindungan akibat serangan Covid. \"Bagi Odha pemberian vaksin Covid-19 diberikan perlakukan khusus dengan pemeriksaan atau screening menyeluruh untuk melihat daya tahan tubuh dan jumlah virus di tubuh sebelum vaksin,\" jelasnya. Menurut Merly Yuanda, dari testimoni beberapa OHDA yang telah mendapatkan suntikan vaksin tersebut, gejala yang dirasakan juga sama dengan orang-orang lainnya sehingga disarankan untuk tetap berpikiran positif terhadap efek positif vaksin terhadap pelindungan tubuh di masa Pandemi Covid 19 ini. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: