Cuaca Buruk, 6 Rumah Rusak

Cuaca Buruk, 6 Rumah Rusak

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Hujan deras disertai angin kencang di Kota Bengkulu pada Senin (10/12) sore mengakibatkan sejumlah bangunan di Kota Bengkulu mengalami kerusakan. Salah satu titik yang terdampak angin kencang adalah di Jalan Letkol Santosa dan Jalan Cendrawasih, Kelurahan Pasar Melintang, Kecamatan Teluk Segara. Sedikitnya 6 unit rumah mengalami rusak dibagian atap karena dihantam angin kencang.

Yang terparah adalah bangunan Ridho steam yang ada di Jalan Cendrawasih. Atap cucian steam sampai terangkat kemudian terbalik dan menghantam gedung penjual sate padang yang ada disebelahnya. Bahkan pagar bagian depan cucian steam ikut rusak akibat dihantam angin kencang. \"Bangunan kita memang tidak rusak, tetapi teras depan ini hampir rusak karena dihantam bangunan dari samping,\" jelas pemilik bangunan penjual sate.

Salah satu warga Hj Nurbaiti menjelaskan, kejadian angin kencang tersebut terjadi sekitar pukul 18.00 WIB saat hujan deras. Datang dengan cepat langsung menghantam bagian atap rumahnya dan tetangga samping dan depan rumah. \"Angin kencang yang menghantam rumah saya itu dari atas, kencang sekali,\" jelas Nurbaiti yang rumahnya mengalami kerusakan ringan dibagian atap.

Lebih lanjut Nurbaiti mengatakan, bangunan steam yang rusak parah akibat dampak dari angin yang sebelumnya menghantam rumah Nurbaiti. Menurut Nurbaiti angin kencang yang merusak bangunan cucian steam menghantam dari bagian bawah. Tidak heran jika bangunan cucian steam yang terbuat dari taso sampai terangkat.

\"Kemungkinan yang cucian steam itu dihantam dari bawah, itulah sampai terangkat dan atapnya sampai terbalik,\" imbuh Nurbaiti.

Dampak cuaca buruk juga mengakibatkan korban meninggal dunia di Jalan Gunung Bungkuk, Kelurahan Tanah Patah, Kecamatan Ratu Agung. Wanita paruh baya bernama Yulia Rahmi (35) meninggal dunia karena tersengat aliran listrik saat rumahnya tergenang banjir.  Meski sempat dibawa ke RSUD M Yunus, tetapi nyawa Yuli tidak bisa diselamatkan.

Kantong Banjir Bertambah

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu membentuk forum pengurangan resiko bencana di hotel Latansa, kemarin (11/12). Forum ini terdiri merupakan gabungan dari berbagai stakeholder terkait, sehingga memperkuat tim dalam gerak cepat dalam menanggulangi bencana yang terjadi kapanpun dan dimanapun.

Dikatakan Kepala BPBD kota, Selupati SH bahwa dari 500 lebih Kabupaten Kota yang ada di Indonesia, Kota Bengkulu berada di posisi 136 yang masuk zona merah rawan bencana.

\" Mereka nanti kita bagi dalam bentuk pokja-pokja, jadi mereka sudah tahu ketika bencana terjadi, tugas tim kesehatan itu apa, tugas perhubungan apa, begitu juga lainnya, jadi tidak ada keraguan lagi terhadap fungsinya,\" kata Selupati.

Untuk diketahui, titik banjir yang selama ini sangat rawan terjadi banjir ialah Padang Serai, Kebun Tebeng, Lempuing, Tanjung Agung, Semarang, Surabaya, Kampung Bahari, Sungai Rupat, Pekan Sabtu, Sawah Lebar, Sawah Lebar Baru, Kandang, Padang Kemiling.

Namun memasuki musim penghujan di akhir tahun 2018 ini, telah terjadi puluhan kantong banjir baru di beberapa wilayah yang ada di Kota Bengkulu yakni di kawasan Betungan dan Bentiring, terutama di daerah perumahan-perumahan yang baru berdiri. Dengan ini, maka menambah tugas Pemerintah daerah melalui perangkatnya untuk mengurangi resiko bencana.

Koordinator Pengurangan Resiko Bencana WCC, Nurholi Sasro mengatakan bahwa salah satu hal yang terpenting selain menyadarkan masyarakat terhadap perbuatan yang mengundang potensi banjir, juga harus diperhatikan bagaimana kelengkapan ditingkat kelembagaan dan kebijakan dari pemerintah daerah. \"Kota sendiri belum punya rencana aksi menghadapi banjir, sebenarnya harus dilengkapi dengan rencana kontijensi, tentu didasari skala prioritas kebencanaan,\" sampai Sasro sapaan akrabnya.

Selain itu, dengan terbentuknya forum ini juga harus dirawat dan dijaga maka harus ada penganggaran supaya kelompok-kelompok yang difasilitasi oleh forum ini bisa berjalan. \"Kemudian juga didukung oleh fasilitas atau peralatan yang lengkap, selama inikan sumber daya BPBD ini semuanya dari pusat, belum ada kontribusi yang kuat dari daerah berdasarkan skala prioritas kebencanaan yang dihadapi,\" pungkasnya. (805/167)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: