Keketuan Indonesia di Iora, Semangat Raih Kejayaan Maritim

Keketuan Indonesia di Iora, Semangat Raih Kejayaan Maritim

\"Unib_IORA\"

BENGKULU, bengkuluekspress.com - Keketuan Indonesia di IORA hingga tahun 2017, harus dimanfaatkan oleh Indonesia terutama mengembalikan kejayaan maritim Indonesia.

Hal yang ini yang dibahas dalam dalam acara Iora Outreach Program Keketuan Indonesia di Iora 2015-2017 yang dilaksanakan di ruang rapat gedung rektorat Unib hari ini (24/03/2016).

Dalam sambutannya, Duta Besar Salman Al Farisi, juga menjabat sebagi kepala BPPK, Kementrian Luar Negeri menjelaskan bahwa Iora merupakan organisasi atau forum kerja sama kawasan yang dideklarasikan di Mauritius pada bulan Maret 1997.

\"Sesuai dengan piagam pendiriannya, IORA memiliki tujuan utama untuk mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan melalui pendekatan konsensus (consensus-based approach) dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip kedaulatan, kesetaraan, integritas teritorial, kemerdekaan politik dan non-intervensi serta hidup berdampingan secara damai dan saling menguntungkan,\" ujarnya.

Dalam kegiatan yang diisi dengan seminar dengan menghadirkan pembicara Heri Syarifudin, Kepala Pusat P2K2 Aspasaf, BPPK, Kemenlu RI, dengan membahas Kebijakan Poros Maritim dan Arti strategis Samudra Hindia, Dr. Hasan Pribadi, Ph.D, dekan Fisip Universitas Bengkulu yang membahas tentang Bengkulu Sebagai Salah Satu Penjuru Diplomasi Indonesia di Samudra Hindia, dan Ir. Zamdial Taaludin, MSc, yang membahas Optimalisasi pemanfaatan Laut di Kawasan Samudra Hindia dalam Perspektif Bengkulu.

Dalam Kesempatan tersebut hadir juga Riaz Januar Putra Saehu, Pejabat Direktorat KSI Aspasat, Kementrian Luar Negeri.

Menurut Riaz, IORA dapat dikatakan sebagai satu-satunya organisasi yang beranggotakan negara-negara di sub-kawasan Pasifik Barat Daya, Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah hingga Pantai Timur Afrika.

Keanggotaan Iora yang saat ini sudah bergabung 21 negara, yang anggotanya berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, seperti Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Sri Lanka, Tanzania, Persatuan Emirat Arab dan Yaman. Selain itu, IORA juga memiliki 6 (enam) negara mitra wicara, yakni Tiongkok, Perancis, Mesir, Inggris, AS dan Jepang.

\"Ruang lingkup dan fokus kerja sama 6 area prioritas IORA dibahas lebih lanjut pada Pertemuan Tingkat Menteri ke–13 di Perth,\" jelasnya.

Ada pun ruang lingkup fokus kerjasama Iora tercantum dalam Perth Communique, yang terdiri dari Keselamatan dan Keamanan Maritim, fasilitasi Perdagangan dan Investasi, Manajemen Perikanan, Manajemen Risiko Bencana, Kerja Sama Akademis, Sains dan Teknologi, Promosi Pariwisata dan Pertukaran Kebudayaan.

IORA, sebagai organisasi kerja sama di kawasan Samudra Hindia, dinilai memiliki bobot strategis bagi Indonesia, khususnya pada periode keketuaan 2015 – 2017.

Semangat nasional untuk kembali meraih kejayaan maritim, antara lain melalui mekanisme IORA, seperti halnya yang dikemukakan di dalam Visi-Misi Presiden – Wakil Presiden RI Terpilih, seyogianya patut didukung semua pihak.

\"Pengembangan konsep wawasan matra laut melalui sinkronisasi antara kepentingan nasional dengan program IORA niscaya merupakan salah satu cara dalam merebut kejayaan maritim Indonesia,\" terangnya.

Ditambahkannya, sebagaimana telah disinggung sebelumnya, Samudra Hindia memiliki bobot strategis bagi Indonesia, baik dari segi geo-politik maupun geo-ekonomi.

Selain sebagai jalur pelayaran utama distribusi minyak dan gas dunia, Samudra Hindia juga dilalui alur komoditas perdagangan internasional Western Indo – Pacific, yang meliputi Laut Merah, Teluk Aden, Teluk Persia, Laut Arab, TelukBengal, Laut Andaman hingga ke Selat Malaka dan Singapura.(kon)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: