Gubernur Siapkan Pakar Peneliti Rafflesia Arnoldi dan Amorphophallus Titanium
BENGKULU, bengkuluekspress.com - Bunga Rafflesia Arnoldi dan Amorphophallus Titanium saat ini terancam punah di Provinsi Bengkulu. Hal ini disampaikan oleh Deputi Ilmu Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Ir Eni Sudarmonowati, saat menghadiri malam ramah tamah \"Intenational Symposium On Giant Flowers Rafflesia and Amorphophallus\" dengan bertema \"Saving Giant Flowers to Protect Tropical Rainforest World Heritage\", di Hotel Grage Horizon Senin malam (15/09/2015). Menurutnya, dalam catatan UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) List of World Heritage in Danger di UNESCO, bunga bangkai yang berada di Provinsi Bengkulu masuk didaftar status berbahaya. \"Tanaman dan satwa langka ini jika tidak segera diselamatkan maka akan punah. Untuk itu hal ini perlu diperhatikan, terutama Pemerintah Provinsi Bengkulu diharapkan lebih memberikan respon postive terhadap kelestarian bunga. Tanaman itu dapat dikembangbiakan secara teknologi subspesifik dan DNA. ,\" kata Eni. Sementara itu, Gubernur Provinsi Bengkulu H Junaidi Hamsyah mengatakan, dengan simposium internasional Bunga Rafflesia dan Amorphopallus yang digelar di Kota Bengkulu ini, diharapkan akan tercipta sinergisitas antara forum serta pemerintah setempat dengan rencana menghasilkan pengembangan dan pemanfaatan di bidang konservasi dan wisata. Terlepas dari itu, Bunga Rafflesia sendiri menurut Gubernur adalah ikon Provinsi Bengkulu. Maka dari itu bunga langka yang habitatnya di hutan tropis ini harus dipertahankan. \"Langkah yang pastinya kita harus mendatangkan ilmuwan peneliti dari luar, untuk masalah ini. Bunga ini nantinya dapat diawetkan dengan alat teknologi yang canggih, dengan itu perlu pakarnya untuk mempertahankan bunga langka ini,\" imbuh Gub. Simposium yang berlangsung pada 14 September hingga 16 September 2015. Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup yang diwakilkan oleh Hadi Siswanto sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi Habitat, Selain itu, terdapat pula pembicara dari Malaysia, seperti Peter Boyce, Huanghong Wen dan Jamili Nais. (com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: