Ayo Wujudkan Bengkulu Damai

Ayo Wujudkan  Bengkulu Damai

BENGKULU, BE - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu bersama dengan Komunitas Gerakan Mahasiswa Peduli Kaur (GMPK) Bengkulu, menggelardiskusi untuk mencegah paham dan tindakan radikalisme dan alirannya yang mengusik kedamaian di bulan Ramadan. Diskusi ini dikemas dalam bentuk sarasehan menyambut bulan suci Ramadan 1436 H, seminar dan dialog interaktif bersama para ulama dalam mengatasi paham radikal menuju Bengkulu damai. Kegiatan ini dihadiri perwakilan Danlanal, Danrem, Pakem, Kejati, dan MUI serta tamu undangan dan organisasi kemahasiswaan perguruan tinggi di Bengkulu.

Ketua MUI Bengkulu, Prof. Dr Rohimin, sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar GMPK itu. Kegiatan ini untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa dan masyarakat sekaligus membahas masalah-masalah dan mencari solusi hingga tindakan konkret untuk mencegah tindakan radikal di Bengkulu.

Sementara itu Ketua Panitia yang juga Ketua GMPK, Aspen Munawir ST menuturkan, perkembangan tindakan radikalisme yang banyak bermunculan serta paham Islam yang mengajarkan kekerasan telah menimbulkan keresahan umat Islam, terutama banyaknya tindakan yang dilakukan di saat bulan Ramadan, seperti penghancuran sejumlah diskotik, warung remang-remang yang masih beroperasi sehingga menciderai kedamaian di bulan suci Ramadan.

\"GMPK sangat mendukung adanya aksi penutupan Warem, diskotik, dan lainya selama bulan Ramadan. Jikapun tetap beroperasi, mari duduk bersama, penegak hukum, tokoh agama, untuk mencari solusi bagaimana mereka ini tetap beroperasi, namun tidak mengurangi amal dan ibadah umat muslim. Dengan cara seperti ini, maka tidak akan terjadi tindakan anarkis,\" katanya. Tindakan radikal yang berkembang saat ini dipicu oleh pihak tertentu yang sulit menerima kemajemukan yang ada di tengah masyarakat. Mereka tidak menyukai adanya keberagaman dan memaksa terciptanya keseragaman sehingga munculah tindakan radikal tersebut.

\"Untuk itu diskusi ini diharapkan memberikan pencerahan bagi masyarakat dan pemuda di Bengkulu,\" harapnya.

Tindakan radikal dapat diantisipasi dengan menguatkan budaya lokal dan keagamaan, mensinergikan peran pemerintah dengan masyarakat dan sosialisasi mengenai radikalisme di berbagai media juga sangat diperlukan untuk mengantisipasi tindakan radikalisme. (247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: