Bordir Seksi dan Simpel, Hapus Kesan Tua dan Ketinggalan Zaman
SURABAYA – Dulu orang sering mengidentikkan bordir dengan gaya klasik dan ketinggalan zaman. ”Kesannya itu kayak emak-emak. Jarang ada anak muda yang mau pakai baju bordir,” ungkap Sheila Andina Inggil, fashion designer. Dia pun terpanggil untuk mengubah image itu. Kecintaan pada bordir membuat Sheila mewujudkan dress berdetail bordir yang up-to-date dan cocok untuk anak muda. Ide menghapus kesan tua tersebut kali pertama diwujudkan pada Indonesian Fashion Week tahun lalu. Mengusung tema Jealousy, perempuan berambut pendek itu membubuhkan detail bordir 3D handmade pada minidress-nya. Sheila memilih bunga peony sebagai motif bordirnya. Bunga itu, kata dia, adalah the king of flower. Motif pun bisa mencuri perhatian. Fokus pandangan orang akan tertuju pada bordiran tersebut. ”Itu alasan saya pakai tema Jealousy,” jelasnya. Bordir tersebut dijahit dengan mesin bordir manual untuk kesan timbul dan degradasi alami. Warna dan model baju pun hidup dan dinamis. Misalnya, warna dasar merah, hijau, kuning dengan cutting mini. ”Saya pilih warna yang berani biar lebih hidup,” imbuh alumnus Universitas Kristen Petra itu. Bordiran timbul tersebut lantas dipadu dengan kain halus berbahanduchess, France-lace, dan tule dalam wujud cocktail dress. Kainnya simpel dan minim corak. Kain yang sederhana bisa klop dengan bordir. Sebab, dengan detail yang rumit, berat, serta mencolok, bordiran harus menjadi pusat perhatian. Bila kain yang dipilih terlalu ramai, gaun pun kehilangan corak dan identitasnya. Gaun yang diperagakan kemarin punya bordiran timbul yang indah. Gaun yang dipakai Claudia Lewol adalah jenis bustier dengan tambahan modifikasi di bagian leher. ”Bordirnya saya taruh di dada dan sedikit pada pinggul,” papar perempuan yang terinspirasi Giambattista Valli,fashion designer kelas dunia, tersebut. Bordir itu bisa membentuk lekuk tubuh yang ramping. Untuk bagianneck, dipilih kain lace sehingga menambah kesan seksi bagi si pemakai. Gaun yang dipakai Florensia Frosta jauh lebih simpel. Bagian dada dibalut dengan kain menerawang. ”Depannya dikasih kain lace supaya seksi. Begitu pula belakang, saya bikin model backless,” imbuh desainer yang mengaku suka detail rumit itu. Busana tersebut memang memancarkan aura seksi dan girlie. Sangat jauh dari kesan baju ibu-ibu. Lulusan La Mode tersebut menjelaskan, aturanpenerapan bordir terletak pada pilihan warna, model baju, dan bordir itu sendiri. Kalau keliru, hasilnya kurang maksimal. Peletakan bordir juga harus pas. Sebab, ia berfungsi sebagai pengalih perhatian dari bentuk tubuh yang kurang oke. ”Kalau perutnya agak buncit, taruh bordir di pundak. Pasti kelihatan ramping,” sarannya.(bir/c7/dos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: