Cegah Alih Fungsi Lahan
BENGKULU, BE - Walikota Bengkulu H Helmi Hasan ikut merasa prihatin dengan derasnya arus alih fungsi lahan yang terjadi di Kota Bengkulu. Sebagaimana yang terjadi di kawasan Dusun Besar Kecamatan Singaran Pati, lahan persawahan di areal ini telah berkurang seluas 200 hektar, dari 500 menjadi 300 hektar. \"Untuk mencegah agar masalah ini tidak berlarut-larut, saya sudah perintahkan kepada Dinas Tata Kota dan Pengawas Bangunan, Dinas Pertanian dan semua instansi terkait untuk sama-sama mencegah terjadinya alih fungsi lahan persawahan di kota yang kita cintai ini. Kalau memang sudah ada Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur itu, tegakkan Perdanya. Kalau belum ada buat. Kalau sudah ada tapi belum mengakomodir pencegahan penyempitan lahan persawahan lakukan revisi. Yang jelas pada periode saya ini, saya tegaskan jangan sampai ada alih fungsi lahan,\" kata Helmi, kemarin. Dijelaskannya, Dinas Tata Kota dan Pengawas Bangunan Kota Bengkulu, saat ini tengah melakukan pemantauan terhadap seluruh Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang berada di area persawahan. Bilamana bangunan tersebut melanggar Perda Tata Ruang, tegasnya, maka pihaknya telah meminta agar Dinas Tata Kota dan Pengawas Bangunan Kota Bengkulu dapat segera berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bengkulu untuk dilakukan penertiban. \"Untuk ke depannya, saya sudah minta kepada Dinas Tata Kota dan Pengawas Bangunan Kota Bengkulu jangan sampai salah lagi dalam menerbitkan IMB. Kita memiliki lahan persawahan yang terbatas. Jangan sampai yang terbatas ini semakin menyempit,\" tukasnya. Terhadap lahan yang sudah ada, lanjutnya, Pemda Kota berharap agar para petani untuk menggarapnya dengan serius. Di sisi lain, ia juga mengutarakan bahwa untuk mencegah terjadinya defisit pangan, Pemda Kota telah melakukan penyiasatan dengan cara memanen lebih banyak dari kawasan-kawasan lain yang memiliki banyak areal persawahan. \"Kita akui memang lahan kita terbatas. Tapi ini bisa kita siasati. Misal daerah lain ada yang arealnya luas dan mereka panen sekali dalam setahun. Karena lahan kita sempit, kita siasati bagaimana harus bisa memanen dua kali dalam setahun,\" imbuhnya. Senada disampaikan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu Ir Edi Nevian. Kota Bengkulu memang saat ini belum mampu untuk mencukupi kebutuhan pangannya sendiri karena terjadinya penyempitan lahan. Selain itu, masalah hama tikus dan minimnya ketersediaan air juga menjadi masalah. \"Tapi ada sisi positifnya juga. Para petani di kota ini agak diuntungkan dengan dekatnya akses petani terhadap tekhnologi pertanian dan dekat dengan tempat pembelian pupuk,\" ujarnya. Di samping itu, hambatan-hambatan yang dalam ranah pertanian menurut Edi adalah kurang dimanfaatkannya alat-alat produksi yang diberikan kepada pemerintah kepada petani. \"Dalam catatan kami, banyak sekali bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah oleh petani justru diabaikan. Diberikan mesin air, tapi airnya tidak ada. Diberikan hendtraktor, sampai sekarang tidak digunakan. Ini yang membuat kita sering mengalami defisit pangan. Kita ini mencukupi kebutuhan pangan dari kabupaten lain lho. Bayangkan kalau mereka menghentikan kebutuhan pangan kita. Kita bisa kelaparan,\" tandasnya. Ia juga mengingatkan agar petani tidak terlalu bersikap konsumtif. Ia menasehati agar petani dapat melakukan penyimpanan uang saat panen untuk kebutuhan produksi kembali. \"Biasa kebiasaan yang kami lihat, saat panen uangnya langsung dihambur-hamburkan. Terus pas mau nanam kembali, pergi menemui rentenir untuk meminjam uang. Coba lah kebiasaan ini dihentikan. Coba uang itu disisihkan untuk berproduksi kembali,\" tutupnya. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: