Alami Kebotakan? Awas, Gangguan Sel Saraf Otak dan Sumsum Tulang Belakang
COBA perhatikan kondisi kepala anda saat ini, apakah rambut yang ada sudah mulai menipis atau mungkin bahkan sudah mengalami kebotakan? Konsultasikan segera ke dokter, karena bisa jadi anda mengalami Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) atau yang disebut juga penyakit Lou Gehrig.
ALS adalah penyakit pada sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang yang mengontrol gerakan otot. Gejala awal kondisi ini biasanya termasuk kelemahan dan otot yang menyusut. Seiring kondisi ini terus berlanjut, pasien biasanya akan mengalami masalah gerakan dan akhirnya bahkan tidak bisa bernapas sendiri.
Faktor-faktor risiko yang berpotensi menimbulkan kondisi kebotakan awal dan ALS antara lain seperti merokok, masalah berat badan, serta kurangnya asupan vitamin E yang dapat melindungi tubuh terhadap risiko ALS. Salah satu mekanisme yang mungkin menghubungkan antara ALS dengan kebotakan dini adalah protein yang disebut reseptor androgen, yaitu protein yang mengatur hormon testosteron dan telah terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko botak dini.
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa pria yang menunjukkan tanda-tanda kebotakan dini, risikonya meningkat untuk terkena kondisi ALS atau Lou Gehrig. Para peneliti kemudian meneliti lebih dari 50 ribu pria berusia 46-81 tahun, dan meminta mereka untuk mengingat bentuk rambut mereka saat berusia 45 tahun.
Demi mempermudah penelitian, mereka diminta untuk memilih serangkaian gambar yang menggambarkan kondisi tidak botak, sedang, atau botak dengan cukup luas. Hasilnya, hampir 44 persen pria dilaporkan tidak botak, sekitar 42 persen pria dilaporkan botak sedang, dan 14 persen botak luas di usia 45 tahun.
Sekitar 16 tahun kemudian, 11 dari 5.500 orang yang telah melaporkan kondisi botak luas didiagnosis terkena ALS. Sementara 13 dari 17.500 pria yang tidak botak juga terkena ALS. Para peneliti menghitung bahwa pria dengan botak luas, 3 kali lebih mungkin untuk terkena ALS dibandingkan dengan pria yang tidak kehilangan rambut pada awal kehidupannya.
\"Meskipun demikian, bukan berarti setiap orang botak perlu khawatir,\" kata pemimpin studi dari Harvard School of Public Health, Elinor Fondell, seperti dilansir laman Fox News, Rabu (18/9).(fny/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: