Produksi Tempe Terhenti
BENGKULU, BE - Produksi tempe di Kota Bengkulu terancam terhenti. Pasalnya, sebagian besar pedagang yang memproduksi makanan khas melayu ini merasa tidak sanggup lagi berproduksi. \"Satu dua hari ini, kami tidak akan bisa lagi berproduksi. Harga kedelai meroket tinggi. Sudah sepekan terakhir harganya Rp 9 ribu perkilo. Pemerintah harus mencarikan jalan keluar bagi kami karena kami sudah sangat kewalahan,\" kata Agus Yunus, Ketua Koperasi Harapan Baru dihadapan Walikota dan Wakil Walikota yang menerima 5 perwakilan koperasi untuk menggelar hearing di Kantor Walikota, kemarin. Koperasi Harapan Baru sendiri adalah koperasi yang menghimpun para produsen tempe dan susu kedelai se Kota Bengkulu. Sebanyak 115 pedagang tempe dan susu kedelai tergabung dalam koperasi ini. Dijelaskan Agus, punahnya tempe di Kota Bengkulu merupakan ancaman serius. Karena saat ini produsen tempe tidak memiliki jalan keluar lain selain berhenti berproduksi bilamana harga kedelai tetap tinggi dan produsen tidak mendapatkan kedelai bersubsidi yang dimiliki Bulog. \"Sementara kami tidak bisa menaikkan harga karena daya beli masyarakat sangat rendah. Selama ini bisa kami akali dengan menurunkan kualitas sampai kualitas tempe kita di Bengkulu divonis terburuk se Indonesia. Sekarang kami tidak mungkin mengakalinya lagi,\" sampainya. Sedangkan untuk mendapatkan kedelai bersubsidi dari Bulog, Agus melanjutkan, pihaknya terkendala izin dari Kementerian. Namun sekalipun kedelai bersubsidi itu mereka dapatkan, pihaknya berharap agar harga yang dipatok Bulog tidak lebih dari Rp 7 ribu. \"Kami berharap Pemda Kota bisa menegoisasikan Bulog agar bisa mendistribusikan kedelai itu kepada kami. Kami siap membagikannya kepada para produsen tempe. Kami siap mempertanggungjawabkannya. Koperasi kami berbadan hukum,\" harapnya. Walikota dan Wakil Walikota yang saat itu didampingi Asisten II, Kabag Ekonomi dan Humas mengapresiasi pengaduan para produsen tempe ini. Menurut mereka, sudah selayaknya setiap keluhan yang dirasakan warga disampaikan langsung kepada pemerintah secara santun agar dapat segera dicarikan jalan keluarnya. \"Pada hari ini (kemarin, red) juga saya minta kepada Bagian Ekonomi untuk berkoordinasi dengan Bulog agar para produsen ini bisa mendapatkan kedelai bersubsidi. Laporkan segera kepada saya bagaimana hasilnya,\" kata Walikota H Helmi Hasan. Dipaparkannya, seharusnya para produsen tempe tidak harus selalu bergantung kepada hasil panen kedelai dari luar. Ia berharap para produsen tempe dapat menanam sendiri kedelai dengan memanfaatkan lahan perkarangan yang ada disekitarnya. \"Jangan lagi ada ketergantungan. Tanam sendiri. Tanah kita subur. Modalnya bisa kita perbantukan dari Samisake,\" ujar Walikota. Usai hearing yang berlangsung sekitar pukul 10.30 WIB itu, Walikota dan Wakil Walikota segera meninjau pabrik tempe PT Sumber Mulyo di Kelurahan Kebun Tebeng. \"Mereka ini pemodal besar. Stoknya mencapai 9 ton yang sudah dipasok lama dan berasal dari luar kota. Produksinya juga sangat besar. Berbeda dengan produsen kecil yang lekas menjadi pesakitan kalau harga kedelai meroket. Solusinya tetap kita melakukan negoisasi dengan Bulog. Memang Bulog sekarang agak dilemahkan sejak peristiwa Bulog Gate. Tapi kita tetap optimis,\" kata Wakil Walikota Ir Patriana Sosialinda yang dijumpai usai sidak. Sementara itu, Kabag Ekonomi Setda Kota Drs Ikhwan Nova MSi usai berkoordinasi dengan Bulog diwawancarai mengatakan, saat ini Bulog tidak memiliki stok kedelai. \"Memang ada wacana mereka mulai menyediakan stok kedelai. Tapi sejauh ini belum terealisasi. Sehingga sulit saat ini mewujudkan aspirasi para produsen tempe itu,\" singkatnya. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: