Nyaris Jadi LC di Jakarta, Korban Penipuan Loker Didampingi Dinsos Bengkulu Lapor Polisi

Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Sahat M Situmorang saat diwawancarai setelah mendampingi korban penipuan kerja melapor ke Polda Bengkulu-(ist)-
BENGKULUEKSPRESS.COM – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu mengambil langkah sigap mendampingi seorang perempuan warga Kota Bengkulu yang menjadi korban penipuan lowongan kerja (Loker). Pada Senin (2/6/2025), korban didampingi untuk melapor ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bengkulu.
Kepala Dinsos Kota Bengkulu, Sahat M. Situmorang, menjelaskan bahwa korban ini awalnya tertipu oleh seseorang yang dikenalnya melalui Facebook. Pelaku menawarkan pekerjaan sebagai admin di sebuah perusahaan dengan janji gaji tinggi. Namun, realitasnya jauh berbeda, setibanya di Jakarta, korban justru dipaksa untuk menjadi Lady Companion (LC) di tempat hiburan malam.
Mirisnya lagi, korban bahkan dilarang keluar dari mess yang disediakan oleh para pelaku, sehingga ia tidak bisa berbuat banyak dalam kondisi yang dialaminya.
“Korban awalnya mengira akan bekerja sebagai admin berdasarkan informasi dari media sosial Facebook. Namun setelah tiba di Jakarta, justru dipaksa bekerja sebagai pemandu lagu dan dilarang keluar dari mess tempat ia ditampung,” ujar Sahat.
BACA JUGA:Tiga Pelaku Curas Modu Step Motor di Bengkulu Diciduk Polisi Kurang dari 72 Jam
BACA JUGA:Rumah Warga di Penurunan Hangus Terbakar, Diduga Akibat Anak Bermain Api
Sahat mengungkapkan, ia mengetahui kasus ini saat dirinya dihubungi korban yang kemudian menceritakan semua kejadian di Jakarta.
"Saya sedang dinas luar ke Jakarta bersama dengan Wakil Wali Kota. Saya dihubungi korban dan langsung kami temui. Kemudian korban saya beri ongkos untuk pulang, karena barang-barang korban masih di mess sehingga dirinya belum bisa pulang," jelasnya.
Saat ini, fokus utama Dinsos adalah membantu pemulihan psikologis korban. Sahat menyebutkan bahwa selama berada di Jakarta, korban mengalami tekanan berat yang menyebabkan trauma, lantaran terus dipaksa untuk melayani para tamu oleh pelaku penipuan.
"Korban ini belum sampai diapa-apakan di Jakarta, karena saat dipaksa melayani nafsu bejat lelaki hidung belang, korban selalu beralasan. Namun psikologis korban terganggu akibat tekanan," tegas Sahat.(imn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: