Informasi tentang Pemeriksaan Fungsi Ginjal yang Perlu Anda Tahu

Jika mengalami kerusakan, ginjal tidak dapat melakukan fungsi-fungsi tersebut dengan optimal, sehingga menimbulkan gangguan pada tubuh.--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Pemeriksaan fungsi ginjal adalah adalah prosedur untuk mengetahui seberapa baik organ ginjal bekerja. Pemeriksaan ginjal juga bertujuan untuk mendeteksi gangguan pada organ tersebut. ginjal memiliki beragam peran penting bagi tubuh, salah satunya adalah menyaring dan membuang zat sisa metabolisme dari dalam darah. Selain itu, ginjal juga bertanggung jawab untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh, mengatur produksi sel darah merah, dan memproduksi hormon yang mengatur tekanan darah.
BACA JUGA:Tips Cara Mengolah Daging Kambing yang Enak dan Manfaatnya untuk Kesehatan
Jika mengalami kerusakan, ginjal tidak dapat melakukan fungsi-fungsi tersebut dengan optimal, sehingga menimbulkan gangguan pada tubuh. Pada kondisi tersebut, pemeriksaan fungsi ginjal diperlukan untuk memastikan apakah gangguan memang berasal dari ginjal.
Indikasi pemeriksaan fungsi ginjal
pemeriksaan fungsi ginjal disarankan pada pasien yang diduga menderita gangguan fungsi ginjal. Gejala yang dapat menandakan seseorang mengalami gangguan fungsi ginjal antara lain:
- Mual dan muntah yang tidak jelas penyebabnya
- Kulit kering dan gatal
- Mudah lelah
- Lebih sering buang air kecil atau justru jarang buang air kecil
- Sulit buang air kecil
- Nyeri pada saat buang air kecil
- Kram otot yang berulang
- Pembengkakan pada tungkai akibat penumpukan cairan (edema)
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
- Urine berbusa
- Hematuria atau kencing berdarah
- Sesak napas
- Penurunan kesadaran
BACA JUGA:Ini Dia Panduan Membuat Sarapan Sehat Nan Praktis Untuk Anak
Pemeriksaan fungsi ginjal juga dilakukan pada orang yang berisiko terkena gangguan fungsi ginjal, yaitu orang dengan kondisi berikut ini:
- Menderita diabetes
- Memiliki berat badan berlebih
- Menderita hipertensi
- Menderita penyakit liver
- Memiliki kelainan struktur ginjal
- Menderita penyakit jantung dan pembuluh darah
- Menderita gagal jantung
- Memiliki riwayat penyakit ginjal pada keluarga
- Memiliki kebiasaan merokok
Jenis Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Pemeriksaan fungsi ginjal dilakukan dengan meneliti sampel urine atau darah. Berikut ini adalah beberapa jenis pemeriksaan ginjal:
BACA JUGA:6 Makanan Ini Bagus untuk Perkembangan Otak Anak!
Urinalisis
Urinalisis atau tes urine dilakukan untuk mendeteksi protein dan darah di dalam urine. Faktor yang diperiksa adalah warna dan kejernihan urine, serta kandungan kimia di dalam urine. Urinalisis juga mendeteksi zat mikroskopik yang mungkin ada di dalam urine, seperti sel darah merah, sel darah putih, bakteri, dan mineral.
Tes urine 24 jam
Tes urine 24 jam dilakukan untuk mengukur kadar protein atau kreatinin yang keluar dari urine selama 24 jam. Kreatinin adalah zat sisa metabolisme otot yang seharusnya dibuang melalui urine. Sementara, protein tidak seharusnya didapatkan dalam jumlah yang banyak pada urine.
Tes albumin
Tes albumin bertujuan untuk mendeteksi keberadaan albumin dalam urine. Albumin adalah protein di dalam darah yang seharusnya tidak ada pada urine. Tes ini dapat dilakukan sebagai bagian urinalisis atau sebagai tes terpisah (dipstick test).
Tes mikroalbumin
Sama seperti tes albumin, tes mikroalbumin juga bertujuan untuk mendeteksi albumin dalam urine. Tes ini lebih sensitif dari dipstick test, sehingga bisa mendeteksi albumin meski dalam jumlah kecil.
Urine albumin-to-creatinine ratio (UACR)
Urine albumin-to-creatinine ratio adalah tes yang bertujuan untuk membandingkan kadar albumin dan kadar kreatinin di dalam urine. Tes UACR biasanya dilanjutkan dengan tes glomerular fitration rate (GFR).
BACA JUGA:Ini Pilihan Minuman Sehat untuk Anak Selain Air Putih
Blood urea nitrogen (BUN) test
Blood urea nitrogen (BUN) atau tes kadar ureum bertujuan untuk mengukur kadar ureum di dalam darah. Ureum adalah zat sisa metabolisme protein yang seharusnya dibuang melalui urine.
Serum creatinine level
Serum creatinine level bertujuan untuk mengukur kadar kreatinin dalam darah. Kadar kreatinin yang tinggi di dalam darah dapat menjadi tanda adanya gangguan pada ginjal.
Creatinine clearance
Creatinine clearance bertujuan untuk membandingkan kadar kreatinin dalam sampel urine 24 jam dengan kadar kreatinin dalam darah. Dengan begitu, bisa didapatkan gambaran seberapa banyak limbah sisa metabolisme yang disaring oleh ginjal setiap menitnya.
Glomerular filtration rate (GFR) test
Glomerular filtration rate (GFR) test adalah tes darah yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan ginjal dalam menyaring zat sisa metabolisme. Tes GFR dapat digunakan untuk menentukan stadium penyakit ginjal.
BACA JUGA:Mengenal Kecerdasan Interpersonal Anak Sejak Dini
Peringatan Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Hasil pemeriksaan fungsi ginjal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi kesehatan atau konsumsi obat-obatan tertentu. Oleh sebab itu, beri tahu dokter riwayat penyakit Anda dan obat-obatan, vitamin, atau suplemen yang sedang dikonsumsi.
Sebelum Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Persiapan sebelum menjalani pemeriksaan fungsi ginjal tergantung pada jenis tes yang akan dilakukan. Beberapa persiapan yang umum disarankan dokter adalah:
- Hindari aktivitas fisik berat pada hari pengumpulan urine, karena aktivitas fisik berat dapat meningkatkan kadar protein di dalam urine.
- Minum air putih dalam jumlah yang cukup di hari pemeriksaan, yaitu sekitar 8 gelas, agar sampel urine yang diperlukan untuk pemeriksaan cukup.
- Isi formulir terkait data diri, seperti usia, tinggi dan berat badan, serta jenis kelamin, yang penting untuk penghitungan eGFR.
BACA JUGA:Amalkan Amalan Ini 3 Kali Setiap Hari, Syekh Ali Jaber: Semua Dosa Diampuni dan Rezeki Melimpah
Prosedur Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Pemeriksaan fungsi ginjal dapat dilakukan melalui pengambilan sampel urine atau sampel darah. Penjelasan lebih lanjutnya adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan fungsi ginjal dengan sampel urine
Pada pemeriksaan fungsi ginjal yang menggunakan sampel urine, pasien akan diminta untuk melakukan langkah-langkah berikut:
- Bersihkan kemaluan dengan kain yang sudah disediakan oleh klinik atau rumah sakit.
- Buang urine yang keluar pada awal buang air kecil ke kloset, kemudian berhenti di tengah buang air kecil.
- Tampung urine yang keluar selanjutnya di wadah khusus yang telah disiapkan hingga memenuhi ¾-nya.
- Tutup wadah sampel urine dengan rapat.
Penting untuk diingat, pada saat proses pengambilan sampel urine, pasien tidak boleh menyentuh bagian dalam wadah untuk menghindari perpindahan bakteri dari tangan ke sampel urine. Untuk pengumpulan sampel urine 24 jam, pasien akan diminta mengumpulkan sampel urine di tempat khusus setiap kali buang air kecil hingga 24 jam ke depan. Biasanya, pengumpulan sampel dimulai setelah kandung kemih berada dalam keadaan kosong atau setelah buang air kecil pertama di pagi hari. Pada bayi dan orang yang tidak bisa melakukan proses di atas, dokter akan memasukkan kateter ke kandung kemih melalui lubang kencing. Setelah itu, urine yang keluar akan ditampung di wadah yang telah disiapkan.
BACA JUGA:Bolehkah Menghirup Inhaler Saat Puasa Karena Asma Kambuh? Berikut Penjelasan Buya Yahya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: