Sekolah Energi Bersih: Bergerak untuk Melawan Krisis Iklim di Bengkulu
Foto bersama kelompok Darma Darani yang terdiri dari pelajar SMA di Kota Bengkulu-foto:istimewa-
BENGKULUEKSPRESS.COM - Sekolah Energi Bersih (SEB), sebuah inisiatif pendidikan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran tentang krisis iklim, akhirnya mencapai puncaknya.
Program ini mengusung misi untuk mengedukasi publik terkait krisis iklim serta dampak dari penggunaan energi fosil, khususnya batubara, dan mendorong transisi ke energi bersih yang berkelanjutan.
Selama dua tahun, SEB berhasil mengumpulkan kekuatan dan dukungan dari para siswa SMA yang tergabung dalam kelompok Darma Darani.
Kelompok ini beranggotakan 23 siswa yang berasal dari berbagai sekolah di Kota Bengkulu, seperti SMA Sint Carolus, SMAN 1 Kota Bengkulu, SMAN 4 Kota Bengkulu, hingga Universitas Bengkulu.
BACA JUGA:DISUKA Didukung 17 Ormas, Semangat Baru untuk Menangkan Pilwakot Bengkulu 2024
BACA JUGA:Netralitas Kepala Desa di Mukomuko Diuji Jelang Pilkada Serentak 2024
Dengan latar belakang pendidikan yang beragam, Darma Darani berhasil menyatukan semangat anak muda untuk mendukung hak rakyat atas lingkungan hidup yang sehat.
Salah satu anggota Darma Darani, Hendra Ahmad Wijaya, mengungkapkan bahwa keterlibatan mereka dalam SEB memberikan pengalaman baru.
"Dalam program ini, kami dilibatkan sepenuhnya, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan. Ini berbeda dari program lain yang biasanya hanya melibatkan kami secara seremonial," ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, para penggerak muda ini telah melaksanakan berbagai kegiatan, seperti roadshow, konser, pembuatan konten, hingga kampanye di media sosial.
Program ini juga mendapatkan dukungan dari Kanopi Hijau Indonesia yang berperan sebagai pengelola SEB. Namun, menurut Hosani, manajer SEB dari Kanopi Hijau Indonesia, tantangan terbesar adalah meningkatkan kesadaran publik mengenai urgensi melawan krisis iklim, terutama dalam hal penghentian penggunaan PLTU batubara.
"Banyak orang tidak ingin berkomentar tentang penutupan PLTU batubara, mungkin karena ketakutan atau kurangnya pemahaman terkait ancaman ini," jelas Hosani.
Pada akhir program, SEB merayakan pencapaiannya dengan memasang pembangkit listrik energi bersih di SMA Sint Carolus, sebagai simbol kontribusi semua pihak yang mendukung gerakan ini.
Ketua Kanopi Hijau Indonesia, Ali Akbar, berharap pemasangan ini menjadi pesan kepada pemerintah untuk segera meninggalkan energi kotor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: