Sleep Study! Metode untuk Mendeteksi Gangguan Tidur

Sleep Study! Metode untuk Mendeteksi Gangguan Tidur

Sleep study atau polisomnografi dilakukan dengan cara merekam gelombang otak, tingkat oksigen dalam darah, detak jantung dan pernapasan, serta gerakan mata dan kaki saat Anda tertidur.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Sleep study adalah metode pemeriksaan yang umumnya dilakukan bila Anda mengalami gangguan tidur, baik sulit tidur atau sering terbangun saat tidur di malam hari. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi pola tidur dan menentukan jenis gangguan tidur yang terjadi.

Sleep study atau polisomnografi dilakukan dengan cara merekam gelombang otak, tingkat oksigen dalam darah, detak jantung dan pernapasan, serta gerakan mata dan kaki saat Anda tertidur. Melalui pemeriksaan ini, dokter juga dapat menilai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa tertidur, lamanya waktu tidur, serta kualitas tidur Anda.

BACA JUGA:Cara Mengetahui Ukuran Lingkar Pinggang yang Aman untuk Kesehatan

Jika Anda memiliki keluhan atau masalah terkait kualitas atau pola tidur, dokter dapat melakukan pemeriksaan sleep study untuk menentukan diagnosis gangguan tidur. Selain itu, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk memandu dokter dalam memberikan penanganan untuk mengatasi gangguan tidur yang Anda alami.

Jenis Gangguan Tidur yang Dapat Terdeteksi dengan Sleep Study
Sleep study atau polisomnografi umumnya dapat dilakukan untuk mendiagnosis berbagai kondisi atau gangguan pada pola dan kualitas tidur, seperti:

- Sleep apnea
- Sindrom kaki gelisah
- Insomnia
- Narkolepsi

BACA JUGA:Ini Manfaat Krim Pemutih Sesuai Kandungannya

Gangguan tidur berjalan
Gangguan ritme sirkadian, yaitu gangguan pada jam tubuh yang membuat penderitanya sulit tidur, sulit terlelap, sering bangun ketika tidur, atau bangun terlalu pagi dan tidak bisa tidur lagi
Anda mungkin akan disarankan oleh dokter untuk menjalani pemeriksaan sleep study jika memiliki beberapa keluhan berikut:

- Tidur dengan mengeluarkan dengkuran keras
- Bangun tidur secara tiba-tiba dengan napas terengah-engah
- Lelah dan mengantuk di siang hari
- Gelisah saat tidur
- Sulit tidur, delayed sleep wake phase disorder, atau membutuhkan waktu lama untuk bisa tertidur
- Tidur kurang nyenyak atau tidak lelap
- Sering tertidur secara tiba-tiba tanpa mengenal tempat

BACA JUGA:Metode Double Cleansing untuk Kulit Wajah yang Lebih Bersih

Berbagai Jenis Sleep Study
Ada beberapa jenis pemeriksaan sleep study, yaitu:

1. Polisomnogram (PSG)
PSG bertujuan untuk memantau pola tidur dan fungsi tubuh Anda, seperti pola napas, kadar oksigen dalam darah, irama detak jantung, dan gerakan anggota tubuh. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada malam hari, saat Anda terlelap.

2. Multiple Sleep Latency Test (MSLT)
MSLT dilakukan setelah Anda melakukan pemeriksaan PSG. Tes ini dapat membantu dokter dalam menentukan diagnosis narkolepsi dan menilai tingkat rasa kantuk Anda di siang hari. MSLT bertujuan untuk mengukur seberapa cepat Anda tertidur dalam situasi tenang di siang hari. Selain itu, tes ini juga memonitor seberapa cepat dan seberapa sering Anda terlelap.

BACA JUGA:Wanita Berkumis? Ini Cara Menghilangkan Kumis yang Efektif

3. Polisomnogram dan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
Jenis sleep study ini dilakukan selama 2 malam. Pemeriksaan polisomnogram dengan CPAP sering kali dilakukan ketika hasil pemeriksaan PSG Anda menunjukkan bahwa Anda menderita sleep apnea. Setelah terdiagnosis menderita sleep apnea, Anda mungkin akan disarankan oleh dokter untuk menggunakan alat CPAP ketika tertidur agar kebutuhan oksigen Anda tercukupi.Nah, pemeriksaan polisomnogram yang dilanjutkan dengan uji CPAP ini bertujuan untuk menentukan pengaturan mesin CPAP yang cocok dan jumlah oksigen yang sesuai dengan kebutuhan anda.

Persiapan Melakukan Sleep Study
Pemeriksaan sleep study bisa dilakukan di rumah sakit maupun klinik yang memiliki fasilitas pemeriksaan ini. Sebelum menjalani sleep study, biasanya Anda akan diminta untuk melakukan persiapan sebagai berikut:

- Tidak mengonsumsi kafein dalam bentuk apa pun, misalnya kopi, teh, minuman ringan, atau coklat, setelah makan siang pada hari pemeriksaan
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Membersihkan atau mencuci rambut dari gel atau produk penata rambut lainnya agar alat yang akan dipasang di kepala saat sleep study dapat berfungsi dengan baik
- Tidak tidur di siang hari saat pemeriksaan sleep study dilakukan
- Memberi tahu dokter mengenai obat apa saja yang sedang Anda minum, karena konsumsi obat-obatan tersebut mungkin perlu dihentikan sementara waktu
- Anda juga dianjurkan untuk mengajak teman atau anggota keluarga, serta membawa piyama atau pakaian tidur yang biasa Anda kenakan, buku, majalah, atau bantal khusus agar Anda merasa nyaman ketika pemeriksaan dilakukan.

BACA JUGA:Harga dan Keunggulan Motor Listrik Honda ICON e: dan CUV e: di Indonesia

Hal yang Terjadi Selama Sleep Study Berlangsung
Anda akan ditempatkan di kamar tidur pribadi yang dilengkapi dengan kamar mandi pribadi, kamera, dan mikrofon. Kamera dipasang agar dokter dapat melihat apa yang terjadi selama Anda tertidur, sedangkan kamera dan mikrofon dipasang agar dokter dapat berkomunikasi dengan Anda selama sleep study berlangsung.

Ketika sleep study dimulai, dokter akan menempelkan perangkat sensor pada wajah, kulit kepala, dada, dan anggota tubuh. Melalui perangkat ini, sinyal-sinyal listrik pada saraf otak akan dipantau saat Anda tertidur.

Selama sleep study berlangsung, dokter akan duduk di dekat Anda untuk memantau:
- Gelombang otak
- Gerakan mata
- Detak dan irama jantung
- Tekanan darah
- Pola pernapasan
- Tingkat oksigen darah
- Posisi tubuh
- Gerakan dada dan perut
- Gerakan tungkai
- Dengkuran dan suara lain yang mungkin Anda buat saat tidur

BACA JUGA:Taufik Ruudyan Manaki: Inspirasi Penulis Muda dari Bengkulu

Berbagai alat pemeriksaan mungkin akan menempel di tubuh Anda selama 1 malam. Namun, dokter akan melepas alat-alat pemeriksaan tersebut keesokan harinya, setelah pemeriksaan sleep study selesai dilakukan. Setelah itu, Anda pun dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.

Hasil Pemeriksaan Sleep Study
Data hasil sleep study biasanya mencakup informasi seputar pola tidur Anda, seperti:
- Gelombang otak dan gerakan mata dapat membantu menilai tahap tidur dan mengidentifikasi gangguan tidur, seperti narkolepsi
- Perubahan denyut jantung dan pernapasan serta perubahan oksigen dalam darah selama tidur dapat menjadi pertanda sleep apnea
- Kaki sering bergerak hingga mengganggu kualitas tidur mungkin mengindikasikan gangguan gerakan ekstrem
- Gerakan atau perilaku yang tidak biasa selama tidur mungkin merupakan tanda gangguan perilaku tidur REM atau gangguan tidur berjalan

BACA JUGA:Efektivitas Kepegawaian: Pjs Bupati Mukomuko Dapat Wewenang Penuh dari Mendagri

Selain itu, hasil tes sleep study juga mendata berapa lama Anda tidur, seberapa sering Anda terbangun, apakah Anda mengalami kesulitan bernapas, apakah Anda mendengkur, dan posisi tubuh Anda ketika tidur. Jika Anda merasa susah tidur atau memiliki keluhan terkait gangguan tidur yang sudah berkepanjangan dan membuat aktivitas sehari-hari Anda terganggu, berkonsultasilah ke dokter untuk menjalani sleep study.(bee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: