Dermatitis Venenata! Penyakit Kulit Akibat Sentuhan Tomcat
gejala dermatitis venenata mungkin terlihat mirip dengan masalah kulit lain, seperti herpes simpleks, herpes zoster, atau eksim--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Dermatitis venenata adalah radang kulit akibat gigitan, paparan liur, hingga kontak dengan bagian tubuh, dari serangga. Salah satu serangga yang terkenal bisa menyebabkan munculnya kondisi ini adalah Tomcat.
Tomcat sebenarnya tidak menggigit atau menyengat kulit manusia, tetapi serangga ini bisa mengeluarkan cairan beracun dari tubuhnya yang disebut paederin. Jadi, walau hanya menempel dan tidak menggigit, Tomcat tetap bisa menyebabkan kemunculan gejala Dermatitis venenata. Istilah lain untuk radang kulit akibat paparan paederin Tomcat adalah Dermatitis paedrus.
BACA JUGA:Cara Membuat Masker Lidah Buaya dan Manfaatnya untuk Kesehatan Kulit dan Rambut
Berbagai Gejala Dermatitis Venenata
Gejala dermatitis venenata akibat Tomcat bisa muncul pada area kulit yang terpapar zat paederin sekitar 24 jam setelah kontak. Beberapa gejala tersebut antara lain:
- Ruam kulit yang melepuh
- Gelembung kecil berair atau lenting berisi cairan
- Rasa gatal
- Sensasi terbakar
Ruam yang melepuh akibat paparan paedrin tomcat biasanya akan mengering selama seminggu, kemudian mengelupas, dan meninggalkan bercak hiperpigmentasi kulit berwarna kecokelatan atau kehitaman. Namun, pada kasus yang parah, lepuhan di kulit akibat tomcat bisa sembuh lebih lama, meluas ke area kulit lain, dan disertai dengan beberapa gejala tambahan, seperti demam, muntah, nyeri wajah, dan nyeri sendi.
BACA JUGA:Jumlah Pelanggaran Ops Patuh Nala 2024 Alami Kenaikan, 2.243 Pengendara Ditilang
Sekilas, gejala dermatitis venenata mungkin terlihat mirip dengan masalah kulit lain, seperti herpes simpleks, herpes zoster, atau eksim. Bedanya, pada kondisi ini, iritasi yang muncul lebih cenderung terbatas di bagian-bagian tubuh yang terbuka dan biasa kontak dengan lingkungan luar, termasuk debu dan serangga, seperti kaki, lengan, tangan, atau tungkai.
Pertolongan Pertama dermatitis venenata
Seperti yang telah dijelaskan, dermatitis venenata bisa muncul bila secara tidak sengaja menyentuh tomcat atau terkena paparan zat paederin di kulit. Langkah awal yang perlu dilakukan bila tomcat hinggap di kulit adalah meniupnya dengan hati-hati agar tomcat terbang atau meletakkan selambar kertas di kulit agar tomcat berpindah.
BACA JUGA:Ingin Sinunitas dan Kanker Sembuh, dr Zaidul Akbar Sarankan Gunakan Buah Ajaib Ini
Ingat, jangan memencet atau memukul tomcat karena justru membuat racunnya keluar, menyebar, dan menyebabkan iritasi kulit yang lebih parah. Beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama bila dihinggapi tomcat dan muncul gejala dermatitis venenata adalah:
- Cuci area yang terkena tomcat dengan sabun dan air bersih agar racun paederin tidak menyebar luar ke area kulit lain
- Kompres basah dingin di area tersebut
- Oleskan krim yang mengandung kalamin untuk meredakan nyeri dan gatal
- Gunakan antiseptik untuk menetralkan racun paederin
Jika tidak sengaja terlanjur memukul tomcat di atas kulit, segeralah mandi dan cuci semua barang yang kemungkinan terkena paparan cairan tubuh tomcat. Perlu diketahui, jenis tomcat yang mengeluarkan racun paederin penyebab dermatitis venenata biasanya adalah tomcat betina. Namun, karena sulit membedakan antara tomcat betina dan jantan, sebaiknya tetap waspada dengan keberadaan tomcat.
BACA JUGA:Maksimal WD Rp200.000 Klaim Saldo DANA Gratis Dari Game Galaxy Tycoon, Begini Cara Mainnya!
Biasanya tomcat ada di area yang dekat cahaya, seperti dinding atau langit-langit rumah. Untuk membasmi tomcat tanpa menyentuhnya, Anda bisa menggunakan insektisida. Agar tomcat tidak masuk ke rumah, disarankan juga untuk memasang jaring pada pintu atau jendela dan matikan lampu saat tidur.
Jika gejala dermatitis venenata akibat tomcat atau serangga lain tidak membaik selama seminggu lebih atau semakin parah, jangan ragu berkonsultasi ke dokter agar diberikan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi, misalnya infeksi.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: