Ini Dia Mitos Seputar Terapi Urine dan Faktanya dari Sisi Medis
Urine dipercaya dapat mengobati berbagai keluhan, seperti asma, radang sendi, jerawat, serta menghilangkan racun akibat sengatan ubur-ubur.--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Terapi urine telah digunakan sejak lama sebagai pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai kondisi medis. Namun, efektivitas dan keamanan terapi urine masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Artikel ini akan membahas mengenai fakta terapi urine dari sisi medis sehingga dapat menjadi pertimbangan sebelum menjalani prosedur ini.
Terapi urine (urotherapy) adalah praktik pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara meminum atau mengolesi kulit dengan urine sendiri. Terapi ini sudah digunakan sejak ribuan tahun lalu di beberapa negara, seperti Mesir, Yunani, dan Roma.
BACA JUGA:Jangan Anggap Remeh! Beragam Tanaman Obat Ini Ampuh Atasi Penyakit
Urine dipercaya dapat mengobati berbagai keluhan, seperti asma, radang sendi, jerawat, serta menghilangkan racun akibat sengatan ubur-ubur. Meski ada sebagian masyarakat yang mencobanya, tetapi keberhasilan terapi urine masih belum memiliki cukup bukti.
Pandangan Medis Terkait Mitos Terapi Urine yang Perlu Diketahui
Berikut ini adalah pandangan medis terkait mitos manfaat terapi urine untuk kesehatan:
1. Mencegah pertumbuhan sel kanker
Beredar mitos bahwa terapi urine dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Manfaat terapi urine ini bermula dari ditemukannya protein pemicu tumor tertentu dalam urine. Oleh karena itu, mengonsumsi urine diyakini dapat memicu tubuh memproduksi antibodi untuk melawan protein penyebab kanker.
BACA JUGA:Jenis Jamu Tradisional Ini Kaya Manfaat untuk Kesehatan
Meski demikian, terapi urine untuk penderita kanker, baik diminum atau dioleskan pada tubuh, belum dapat dibuktikan keberhasilannya secara medis. Terlebih urine merupakan sisa metabolisme tubuh dan mengandung bakteri yang justru berbahaya untuk kesehatan.
2. Mengobati jerawat
Mengoleskan urine di kulit wajah dipercaya dapat mengeringkan dan mengobati jerawat. Kandungan urea di dalam urine dianggap dapat meningkatkan kelembapan kulit, melembutkan lapisan luar kulit, dan mengangkat sel kulit mati di permukaan kulit wajah yang bisa menjadi penyebab jerawat.
Faktanya, kandungan urea pada urine tentu berbeda dengan kandungan urea pada produk perawatan kulit wajah, seperti krim atau pelembap kulit. Meski banyak yang mempraktikkan dan menyatakan keberhasilan terapi urine, bukti secara medis yang mendukung pernyataan ini masih sangat minim sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
BACA JUGA:Cegah Penyebaran Konten Pornografi dan Tindakan Asusila, Jaksa Kejati Bengkulu Lakukan Ini
3. Mengobati luka akibat sengatan ubur-ubur
Urine juga sudah sejak lama digunakan untuk menghilangkan racun yang berasal dari sengatan ubur-ubur di kulit. Kandungan amonia dan urea di dalam urine diyakini dapat meredakan luka akibat sengatan ubur-ubur. Namun, perlu diingat bahwa urine juga mengandung natrium yang justru dapat memperburuk luka akibat sengatan ubur-ubur.
Oleh karena itu, jika Anda tersengat ubur-ubur, langkah awal yang dapat Anda lakukan adalah melepas tentakel secara perlahan. Selanjutnya, bersihkan bagian kulit yang tersengat dengan air hangat atau air mengalir, kemudian oleskan salep pereda nyeri yang dapat dibeli secara bebas.
BACA JUGA:Bupati Kaur Lepas Paskibraka Paskibraka Kaur, Harap Lolos Tingkat Nasional
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat terapi urine untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan masih menjadi perdebatan serta belum ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitas dan keamanan terapi urine untuk kesehatan.Semoga bermanfaat. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: