BKKBN Sasar Wilayah Perbatasan, Cegah Keluarga Berisiko Stunting

BKKBN Sasar Wilayah Perbatasan, Cegah  Keluarga Berisiko Stunting

- Sosialisasi BKKBN cegah stunting di daerah perbatasan-(istimewa)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu terus menggalakkan pencegahan stunting di Bengkulu.

Kali ini, pencegahan stunting menyasar Keluarga Berisiko Stunting (KRS) di Kabupaten Mukomuko sebagai salah satu wilayah perbatasan di Provinsi Bengkulu.

Sosialisasi KRS ini dilakukan di Desa Bumi Mulya, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu dengan menyasar 350 orang.

Sekretaris BKKBN Bengkulu Nesianto mengatakan, Kabupaten Mukomuko merupakan salah satu wilayah kabupaten di Bumi Rafflesia yang membatasi wilayah Provinsi Bengkulu dengan Sumatera Barat. Dengan 15 kecamatan, 148 desa dan tiga kelurahan memiliki 33.186 pasangan usia subur (PUS) dan 78.572 KRS.

BACA JUGA:Puluhan Juru Parkir Kota Bengkulu Gelar Aksi Terkait Pengelolaan Lahan

Sasaran KRS ini berfokus pada pencegahan stunting diantaranya yaitu kelompok remaja yang terindikasi anemia. 

Selain itu, terdapat ibu hamil, ibu menyusui dan bayi dua tahun (Baduta) yang menjadi sasaran intervensi spesifik serta para remaja.

"Kabupaten Mukomuko sebagai salah satu daerah yang prevalensi mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merilis prevalensi stunting di Bengkulu berada pada angka 20,2 persen. Angka tersebut meningkat sebesar 0,4 persen dari sebelumnya 19,8 persen," ujarnya.

Kenaikan tersebut terjadi di enam kabupaten yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Mukomuko, Bengkulu Tengah, Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Bengkulu Selatan. 

BACA JUGA:Pemkot dan DPRD Kota Bengkulu Sahkan 3 Raperda Menjadi Perda

Sedangkan empat daerah kabupaten lainnya mengalami penurunan yaitu Kota Bengkulu menurun tajam hingga berada pada angka 6,7 persen, Kabupaten Lebong pada posisi 15,7 persen, Bengkulu Utara 21,6 persen dan Kabupaten Kepahiang 22,1 persen.

"Oleh karena itu partisipasi keluarga untuk aktif memeriksakan bayi di posyandu, hal itu guna mengetahui kondisi kesehatan bayi," pungkas Nesianto. (Tri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: