Tips Budidaya Ikan Nila Menggunakan Sistem Bioflok

Tips Budidaya Ikan Nila Menggunakan Sistem Bioflok

Tips Budidaya Ikan Nila dengan Sistem Bioflok-(foto: kolase/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULUEKSPRESS.COM- Ikan nila, Ikan air tawar yang populer dan mudah dibudidayakan, sering menjadi pilihan bagi para peternak. Salah satu metode budidaya yang efektif adalah menggunakan sistem bioflok

Bioflok, singkatan dari "biological floc," merujuk pada gumpalan organisme seperti bakteri, jamur, algae, dan protozoa dalam air kolam.

Bioflok terbentuk melalui campuran bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan, dengan bantuan aerasi yang memastikan kadar oksigen cukup untuk perkembangan bakteri pengurai.

BACA JUGA:Tips Mudah Ternak Ayam Kampung, Ini 4 Tipe Kandang Terbaik

BACA JUGA:Ingin Ayam Ternak Cepat Besar dan Gemuk, Ini 8 Makanan yang Disarankan

Bakteri ini bertanggung jawab atas penyerapan mineral dan pembentukan flok, yang meningkatkan kualitas air dan menyediakan sumber pakan alami bagi ikan.

Proses budidaya ikan nila dengan sistem bioflok memerlukan beberapa langkah. Pertama, persiapkan kolam yang memadai dengan sistem aerasi yang baik. Kemudian, tambahkan sumber karbon dan bahan organik ke dalam kolam untuk memulai pembentukan bioflok. Lakukan pengadukan secara teratur untuk meratakan distribusi bahan organik dan oksigen.

Selanjutnya, pantau kualitas air secara berkala dan berikan pakan sesuai kebutuhan ikan. Lakukan perawatan rutin dan tanggapi masalah segera agar budidaya ikan nila Anda berjalan lancar.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, Anda dapat meningkatkan efisiensi budidaya ikan nila Anda dan mendukung pertumbuhan yang sehat bagi ikan tersebut.

Budidaya Ikan Nila dengan Sistem Bioflok :

Berikut langkah-langkah yang harus dipersiapkan untuk budidaya Ikan Nila dengan sistem bioflok:

Kolam bulat dengan central drain, berdiameter 3 meter dan kedalaman 2 meter, dibersihkan dengan menyikat hingga bersih dan kemudian diisi dengan air. Instalasi aerasi dipasang di dua kolam bulat, masing-masing dilengkapi dengan sembilan batu aerasi. 

Penempatan batu aerasi disesuaikan agar oksigen tersebar merata di seluruh kolom air, dengan aliran oksigen diatur pada kecepatan 10 liter per menit.

BACA JUGA:Kenali Bahaya Penyakit Kolibasilosis pada Ayam Ternak, Ini Cara Mengatasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: