Tips Budidaya Ikan Nila Menggunakan Sistem Bioflok

Tips Budidaya Ikan Nila Menggunakan Sistem Bioflok

Tips Budidaya Ikan Nila dengan Sistem Bioflok-(foto: kolase/bengkuluekspress.disway.id)-

Dengan menerapkan sistem budidaya ikan nila, beberapa keuntungan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:

- Meningkatkan kelangsungan hidup atau survival rate (SR) hingga lebih dari 90 persen tanpa perlu melakukan pergantian air. Air hasil budidaya ikan nila dengan sistem bioflok tidak berbau, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar dan dapat disinkronkan dengan budidaya tanaman seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. 

Hal ini disebabkan oleh keberadaan mikroorganisme yang mampu mengurai limbah budidaya menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman.

- Feed Conversion Ratio (FCR), yaitu perbandingan antara berat pakan yang telah diberikan dalam satu siklus periode budidaya dengan berat total (biomassa) yang dihasilkan pada ikan nila, mampu mencapai angka 1,03. Ini berarti penggunaan pakan sangat efisien, di mana hanya dibutuhkan 1,03 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg ikan nila. Jika dibandingkan dengan pemeliharaan di kolam biasa, FCR mencapai angka 1,5.

- Padat tebarnya mampu mencapai 100-150 ekor/m3, atau 10-15 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pemeliharaan di kolam biasa yang hanya 10 ekor/m3.

- Aplikasi sistem bioflok pada pembesaran ikan nila juga telah mampu meningkatkan produktivitas hingga 25 – 30 kg/m3, atau 12-15 kali lipat dibandingkan dengan di kolam biasa yang hanya sekitar 2 kg/m3.

- Waktu pemeliharaan lebih singkat, dengan benih awal yang ditebar berukuran 8 – 10 cm, selama 3 bulan pemeliharaan, benih tersebut mampu tumbuh hingga ukuran 250 – 300 gram/ekor, sedangkan untuk mencapai ukuran yang sama di kolam biasa membutuhkan waktu 4-6 bulan.

BACA JUGA:Tips Memilih Usaha Ternak Yang Menjanjikan, Ini 10 Pilihan Terbaik

BACA JUGA:Cara Membuat Racikan Pakan Agar Ayam Ternak Gemuk dan Sehat

- Ikan nila hasil budidaya sistem bioflok cenderung lebih gemuk karena dihasilkan dari pencernaan makanan yang optimal. Selain itu, komposisi daging atau karkasnya lebih banyak dan kandungan air dalam dagingnya lebih sedikit.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: