Bau Badan Badan Bukan Hanya Sebabkan Tidak Percaya Diri, Bisa Saja Anda Terkena Penyakit Berbahaya

2. Stres dan hiperhidrosis

Stres dan kecemasan dapat menjadi penyebab bau badan karena munculnya keringat berlebih. Tak hanya stres, keringat berlebihan juga bisa muncul karena kondisi yang disebut dengan hiperhidrosis.

Hiperhidrosis sendiri merupakan kondisi ketika tubuh memproduksi keringat berlebihan, tetapi tidak berkaitan dengan aktivitas fisik atau suhu udara.  Banyak pengidap hiperhidrosis yang mengalami stres, terutama jika keringat berlebih memengaruhi harga diri atau kepercayaan diri mereka.

Studi juga menjelaskan, hiperhidrosis sering kali didiagnosis pada orang dengan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan sosial. Hal ini bisa memicu keluarnya banyak keringat dan menimbulkan bau badan.

BACA JUGA:Kulit Iritasi, Gatal dan Bengkak Karena Skincare, Simak Cara Mengatasi Mengatasinya

3. Mengonsumsi makanan tertentu

Makanan yang kamu konsumsi terkadang bisa menyebabkan perubahan bau badan yang bersifat sementara dan terjadi tiba-tiba. Asparagus, misalnya, bau dari makanan ini akan hilang setelah tubuh memetabolismenya.

Beberapa jenis makanan yang bisa menimbulkan bau badan akibat penumpukan gas dalam tubuh, antara lain:

• Brokoli.
• Bunga kol.
• Kubis. 
• Pakcoy. 
• Asparagus. 
• Bawang-bawangan. 

4. Produksi Keringat Berlebih

Sebagian besar orang bermasalah dengan bau badan karena produksi keringat berlebih dari tubuh. Hal ini emang diluar kendali lo sebagai manusia, namun bukannya mustahil untuk 'diminimalisir'.  

BACA JUGA:Mau ASI Melimpah Untuk Kesehatan Bayi? Ini Tipsnya

Anda harus perbanyak konsumsi buah-buahan untuk mengurangi aroma menyengat pada keringat. 

Sebaiknya kurangi minum kafein, makan daging merah, ngerokok, alkohol, dan junk food biar nggak membuat keringat semakin bau. Selain itu, Anda juga harus rajin pakai deodoran yang bisa menghentikan keringat berlebih.

5. Kondisi Medis (Penyakit Tertentu)

Penyakit atau kondisi kesehatan tertentu bisa bikin aroma keringat Anda jadi berubah. Begitu pula dengan gangguan tiroid, disfungsi ginjal atau hati, hingga kanker stadium akhir. 

Sumber: