Durgandini! Perempuan Anak Raja yang Bau Amis Sejak Lahir

Durgandini! Perempuan Anak Raja yang Bau Amis Sejak Lahir

Anak raja yang sempat dibuang karena bau amis tubuhnya, namun dari rahimnya lahir raja raja besar--

Raut wajahnya mendadak berubah sendu. Dia terlihat bingung dan bimbang. Dia pun meminta waktu untuk memikirkan syarat yang telah kuajukan. Dia lalu permisi pulang. Perasaanku sempat dibuat ciut melihatnya pergi dengan membawa kegalauan hati. Aku khawatir dia akan mengurungkan niatnya memperistriku. Aku jadi menyesal dengan perbuatanku. Tapi kembali bapa Dasabala meyakinkanku bahwa semuanya akan berjalan lancar sesuai rencana.

Dia yakin, Prabu Sentanu akan kembali lagi untuk memberikan jawaban atas syarat yang kuajukan. Apa yang dikatakan bapa Dasabala benar. Beberapa hari kemudian datang utusan Prabu Sentanu menyampaikan keinginan raja untuk memperistiriku. Hatiku senang bukan kepalang. Aku sudah bersiap untuk berangkat memenuhi permintaan sang raja. Namun, bapa Dasabala menahan.

“Kamu jangan terbawa oleh perasaan senang dulu. Jawaban Prabu Sentanu belum menjadi jaminan bagi masa depanmu dan anak keturunanmu, ”ujarnya. “Maksud Bapa?” tanyaku tak mengerti. “Ingat, Nak. Yang memberikan jawaban adalah Prabu Sentanu bukan Dewabrata, putranya. Padahal yang kelak menentukan nasibmu dan anak keturunanmu adalah Dewabrata. Bagaimana jika kelak Prabu Sentanu telah tiada dan Dewabrata mengambil alih kedudukannya.

BACA JUGA:Agar Mendapatkan Pahala Yang Besar, Syekh Ali Jaber: Baca Kalimat Sederhana Ini

Bisa saja dia berdalih tak mengetahui perjanjian antara ayahnya dengan dirimu. Karenanya untuk lebih meyakinkan lagi, mintalah Dewabrata yang datang ke sini menjemputmu dan bersumpah di hadapanmu tidak akan mengambil alih tahta kerajaan Hastinapura. Aku tercekat. Tak kukira bapa Dasabala berhasrat besar menjadikanku perempuan paling terhormat. Aku tak cukup hanya menjadi permaisuri, tapi juga sosok yang berpengaruh terhadap nasib dan masa depan sebuah kerajaan.

Ini sungguh ambisi yang sangat luar biasa besarnya. Hatiku sampai merinding membayangkannya. Tapi benar juga, seperti dikatakan bapa Dasbala, bahwa hanya manusia yang punya ambisi bisa menentukan masa depannya. Pengalaman hidup mengajarku. Ketika aku hanya pasrah menerima nasib sebagai anak terbuang dan menjadi istri seorang resi miskin, kehidupanku tak banyak berubah.

Bagaimana aku bisa menggapai cita-cita menjadi perempuan terhormat bila tak ada ambisi dalam diriku. Dengan ambisilah aku bisa mewujudkan semua impian. Gairah dalam dadaku tiba-tiba meletup bagai magma gunung Himalaya. Aku tak mau selamanya menjadi orang miskin dan tak punya arti apa-apa. Maka, dengan penuh ketegasan aku menyuruh utusan Prabu Sentanu untuk pulang dan menyampaikan apa yang menjadi keinginanku. Kali ini aku tak menyimpan lagi rasa was-was bilamana permintaanku ditolak.

BACA JUGA:Mampu Datangkan Rezeki dan Hajat Terkabul, Gus Baha Sarankan Amalkan Amalan Wali Para Wali Ini

Beberapa hari kemudian Dewabrata datang menemuiku dengan membawa kereta kencana. Dia berniat menjemputku, seperti permintaan yang pernah kuajukan. Bahkan sambil berlutut di hadapanku dia menyampaikan sumpah tidak akan merebut tahta kerajaan Hastinapura dari anak keturunanku. Perasaanku dibuat melambung dan berbunga-bunga.

Sungguh, rasanya tak ada lagi alasan bagiku untuk khawatir tentang masa depanku dan anak keturunanku. Namun, ambisi yang meluap dalam dadaku membuatku merasa tak cukup. Aku lalu meminta Dewabrata untuk bersumpah wadad. Kulihat Dewabrata tercekat dan bimbang mendengar permintaanku. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: