Arti dan Dampak Negatif Era Post-truth di Media Sosial
Post-truth digunakan dalam dunia politik-Ilustrasi- pinterest -
BENGKULUEKSPRESS.COM - Ramainya berita bohong di Indonesia, secara tidak sadar sebenarnya saat ini kita sedang didorong untuk masuk lebih dalam ke masa dimana sedang marak-maraknya fenomena hoax yaitu era post-truth atau pasca-kebenaran.
Loh kok bisa, sebenarnya era post-truth ini sudah dikenal sejak tahun 2017. Semakin berkembangnya media informasi seperti media sosial membuat hoax lebih mudah disebarkan.
Itulah kenapa saat ini kita khususnya masyarakat Indonesia sendiri sedang mengalami kebingungan tentang fakta karena era post-truth ini.
Apa sebenarnya arti post-truth? Post-truth sebenarnya tidak hanya digunakan dalam dunia politik. Namun, peningkatan drastis penggunaan kata ini di Indonesia terjadi ketika topik politik jelang pemilihan Presiden Indonesia yang sedang hangat-hangatnya di tahun 2024 ini.
BACA JUGA:Budget Rp 2 Jutaan, Ini HP Oppo dengan Kamera Berkualitas Tinggi
Berkat peningkatan penggunaannya itulah akhirnya kata post-truth terpilih sebagai fenomena paling menarik diawal tahun 2024. Lalu apa sih sebenarnya arti dari kata post-truth itu?
Jika diartikan hanya berdasarkan masing-masing arti katanya penyusunnya, post-truth artinya masa setelah kebenaran. “Post”artinya setelah dan “truth” artinya kebenaran. Namun, kata ini spesial karena dalam pengertiannya perlu diperhatikan situasi yang digambarkan setiap kali digunakan.
Steve Tesich, penulis untuk majalah The Nation dilansir oleh Pikiran Rakyat (2021) sebagai orang pertama yang menggunakan kata post-truth pada tahun 1992.
Berdasarkan penggunaannya, post-truth merupakan keadaan dimana masyarakat tidak terlalu peduli lagi dengan kebenaran.
BACA JUGA:Waspada! Modus Penipuan Mengintai Anak Kecil, Perhatikan Dampaknya
Hal ini menggambarkan keadaan dimana fakta objektif tidak dianggap terlalu penting dalam membentuk sebuah opini. Lalu yang dianggap penting di era post-truth ini apa?
Hal penting di era ini adalah pembentukan emosi, perasaan, dan kepercayaan masing-masing individu lah yang lebih dipentingkan dalam keadaan yang sedang dialami
Salah satu contoh fenomena yang menunjukan era post-truth adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan mempercayai berita atau informasi yang tidak berdasarkan fakta yang objektif atau terbukti kebenarannya.
Lalu apa sih dampak dari era post-truth ini, penasarankan? Berikut dampak negatif era post-truth yang dapat menyebabkan ketimpangan informasi:
BACA JUGA:Itel Launching HP Baru, Itel P55 NFC, dengan RAM 8 GB dan ROM Harganya Cuma Rp 1,3 Juta
1. Mempengaruhi rasa, prilaku, dan sikap seseorang dalam mengambil keputusan.
Post-truth digunakan banyak pihak untuk mendapatkan kepercayaan terhadap kelompok untuk tujuan keberpihakan. Berkat adanya era ini, pihak yang diuntungkan dapat menyebarkan informasi yang tidak sesuai dengan fakta lapangan menjadi sesuatu yang mudah diterima dan dianggap rasional oleh audiens dalam hal ini adalah masyarakat.
2. Membuat informasi valid dianggap tidak penting
Satu hal identik dari era post-truth ini adalah banyaknya hoax atau opini dari masyarakat yang tidak sesuai dengan fakta dan validitas yang ada. Bahkan tak jarang pihak-pihak tertentu membuat sebuah gimik untuk membuat kebohongan informasi tersebut seolah-olah benar terjadi sehingga berhasil mengambil simpati berbagai pihak.
BACA JUGA:Ini Daftar Ponsel Xiaomi yang Dapatkan Pembaruan Xiaomi HyperOS
3. Mengesampingkan peraturan perundang-undangan
Seperti yang ditegaskan oleh undang-undang penebar hoax akan dikenakan KUHP, Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang No.40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, serta tindakan ketika ujaran kebencian telah menyebabkan terjadinya konflik sosial.
Dengan era post-truth yang sedang menjadi fenomena dikalangan masyarakat. Peraturanpun tidak begitu kuat untuk terikat dengan hukum, pasalnya hoax kini tidak hanya disebarkan melalui berita tapi melalui content lewat media sosial dan meracuni pikiran serta mindset masyarakat.
Hal ini menyebabkan peraturan sudah tidak dianggap begitu penting dalam memberikan batasan karena semua orang berhak memberikan opini masing-masing di media sosial entah opini itu benar ataupun salah.
BACA JUGA:Ini Daftar Ponsel Xiaomi yang Dapatkan Pembaruan Xiaomi HyperOS
4. Menipu masyarakat secara luas
Berkat era post-truth banyak sekali pihak-pihak menjadi ini sebagai kesempatan untuk membohongi seseorang dengan penggunaan gimik dan opini yang memancing emosi dan perasaan.
Sehingga secara tidak langsung, masyarakat atau pengguna dari media sosial mulai terpancing dengan opini-opini yang telah disampaikan.
5. Menyebabkan konflik atau perpecahan
Tidak dipungkiri lagi jika era post-truth dapat menyebabkan konflik dan perpecahan yang berkepanjangan. Bagaimana tidak dengan adanya informasi berita bohong yang disebarkan sebagian orang bisa saja tidak terpengaruh.
Sementara sebagian yang sudah terpengaruh biasanya akan melakukan tindakan kekerasan untuk bisa ikut membenarkan informasi yang sudah disebarkan. Tentunya orang yang tidak terpengaruh akan bersikeras menolak informasi tersebut.
BACA JUGA:Ini Dia 5 Rekomendasi Ponsel OPPO Terbaru tahun 2024 yang Cocok untuk Kamu Beli
Hal ini dapat menyebabkan perbedaan pendapat yang daat berujung dengan konflik, misal saling menyindir, menyudutkan dan perilaku tidak menyenangkan lainnya.
Nah, itulah dia dampak negatif dari era post-truth ada baiknya sebagai pengguna media sosial aktif, perlulsh menggunakannya secara bijak agar tidak terpengaruh atay terjerumus dengan informasi yang tidak benar. Semoga bermanfaat! (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: