Isu Perempuan dan Anak Siap Dibawa Destita Khairilisani ke Senayan
Apt Destita Khairilisani saat menemui warga di Kota Bengkulu-(foto: istimewa)-
BENGKULUEKSPRESS.COM - Calon Senator asal Provinsi Bengkulu yakni apt Destita Khairilisani, S.Farm., M.S.M dengan tekad yang kuat akan membawa isu-isu perempuan dan anak ke senayan jika terpilih sebagai DPD RI Dapil Bengkulu 2024-2029 mendatang.
Bagi perempuan kelahiran Semarang 1982 ini, perempuan dan anak menjadi salah satu garda terdepan dalam kemajuan suatu daerah.
Bagaimana tidak, generasi yang tercerdas terlahir dari ibu yang berkualitas, dan pemimpin yang hebat selalu ada perempuan di belakangnya.
Hal inilah yang komitmen Destita sejak awal untuk masyarakat Bengkulu jika di amanahi menjadi perwakilan Provinsi Bengkulu di pusat nanti.
BACA JUGA:Jangan Khawatir, Apt Destita Komitmen Beri Perhatian Bagi Penyadang Disabilitas di Bengkulu
"Saya sebagai keterwakilan perempuan, tentu akan memperjuangkan kebijakan, hak-hak dan perlindungan terhadap perempuan dan anak," kata Destita, Kamis (3/1/2023).
Apt Destita Khairilisani saat menemui warga di Kota Bengkulu-(foto: istimewa)-
Masih kata Destita, Tak hanya berjuang di sektor pendidikan, UMKM, kesehatan, pelatihan, pembinaan, agama dan sosial, tapi komitmennya dalam memperjuangkan pemberdayaan, hak-hak perempuan dan perlindungan anak sudah mulai dilakukan sejak dirinya belum mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.
"Saya sebagai keterwakilan perempuan, tentu akan memperjuangkan kebijakan, hak-hak dan perlindungan terhadap perempuan dan anak," ujarnya.
BACA JUGA:Berulang Tahun ke-41, Masyarakat Seluma Doakan Kemenangan untuk Destita Khairilisani
Data KemenPPPA mencatat kasus kekerasan berbasis gender di Provinsi Bengkulu mencapai 331 kasus. Dari ratusan kasus itu, 282 diantaranya dialami perempuan.
Jika berdasarkan jenisnya, kekerasan seksual menempati urutan pertama kasus kekerasan tertinggi di Provinsi Bengkulu, yakni sebanyak 173 kasus. Menyusul kekerasan fisik 110 kasus dan kekerasan psikis 72 kasus.
Ironinya jelas Destita, rumah yang seharusnya menjadi tempat paling aman justru malah menjadi tempat paling banyak ditemukan kasus kekerasan.
"Disini saya tidak mengajak para ibu-ibu menjadi pembangkang atau melawan suaminya. Disini saya mengajak ibu-ibu untuk berani bersuara jika terjadi kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual dan kekerasan psikologis," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: