Menunggu Tol Bengkulu-Palembang, Penghubung Strategis Pulau Sumatera

Menunggu Tol Bengkulu-Palembang, Penghubung Strategis Pulau Sumatera

Pintu masuk tol ruas Bengkulu - Taba Penanjung yang akan terhubung langsung dengan Kepahiang, Rejang Lebong, Lubuk Linggau, Muara Enim, Indralaya dan Palembang. -(ANTARA/ Anom Prihantoro)-

Pembangunan tol ini diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan dan membuka akses ke tempat tujuan  wisata, seperti situs sejarah di Bengkulu dan wisata alam di Rejang Lebong. Hal ini akan menguntungkan sektor hotel, restoran, UMKM, dan penjualan suvenir.

Pembangunan tol juga terintegrasi dengan proyek infrastruktur lain, seperti pengembangan Pelabuhan Baai, meningkatkan konektivitas dan daya saing ekonomi regional. Dengan proyek ini, Bengkulu diharapkan dapat mengatasi isolasi dan menyongsong era baru pertumbuhan dan kemakmuran.

Namun, ada tantangan dalam pembangunan tol ini, termasuk potensi dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat lokal. Kenaikan harga tol dan kebutuhan akan transportasi publik menjadi perhatian penting.

Maka dari itu, diperlukan perencanaan yang matang, pengelolaan yang efisien, dan mitigasi dampak yang efektif untuk memastikan manfaat maksimal bagi masyarakat Bengkulu dan lingkungan sekitarnya. Seimbang dan bertanggung jawab, tol ini diharapkan menjadi simbol kemajuan yang berkelanjutan dan inklusif bagi Provinsi Bengkulu.

BACA JUGA:Warga Kawasan Rawan Banjir di Kota Bengkulu Mulai Was-was, BPBD Peringatkan Ini!

Kendala pembangunan

Meski dihadapkan pada tantangan pandemi COVID-19, pembangunan tol Bengkulu-Sumsel tetap berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh PT Hutama Karya Infrastruktur. Proyek ini mencerminkan komitmen pemerintah dan pemangku kepentingan dalam mendorong infrastruktur sebagai pilar ekonomi nasional.

Pembangunan tol seksi pertama, Bengkulu-Taba Penanjung, telah selesai dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Juli 2023. Namun, kesulitan terjadi pada seksi kedua Taba Penanjung-Kepahiang dan seksi ketiga Kepahiang-Lubuk Linggau dan ruas penghubung berikutnya. Pembangunan tol ini menghadapi kendala finansial dan prioritas, terutama karena proyek Bengkulu-Palembang dikeluarkan dari Proyek Strategis Nasional.

Direktur Utama PT Hutama Karya Infrastruktur, Budi Harto, menekankan bahwa prioritas utama adalah pembangunan jalur utama, memerlukan investasi besar, terutama untuk pembangunan terowongan di Bukit Barisan.

Keterhubungan banyak kota di Sumatera akan sangat membantu percepatan pembangunan, tetapi tergantung pembiayaan dari pemerintah.

BACA JUGA:Warga Kawasan Rawan Banjir di Kota Bengkulu Mulai Was-was, BPBD Peringatkan Ini!

"Jalur tol yang ada di sirip-sirip atau di ruas feeder Padang, Pekanbaru, Bengkulu ke Palembang ini sudah mulai kami bangun, tetapi kemudian ini memerlukan biaya yang cukup tinggi karena harus dibangun terowongan yang cukup panjang, karena di jalur ini menembus Bukit Barisan, sehingga ini mungkin agak prioritas kedua dibanding backbone di jalur utama (di jalur timur Sumatera)," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu Tejo Suroso menyatakan bahwa pihaknya terus mengusulkan pembangunan lanjutan, tetapi realisasi tergantung pada pemerintahan baru setelah Pilpres 2024.

Saat ini sedang menuju tahap peralihan kepemimpinan di pemerintah pusat, sehingga untuk kepastian pembangunan lanjutan jalan Tol Bengkulu, kemungkinan menunggu terpilihnya presiden dan kabinet yang baru periode 2024-2029.

Kalau usulan dari Pemprov Bengkulu, pembangunan agar dilanjutkan, tetapi pemerintah daerah menunggu pemerintahan baru terutama setelah pilpres seperti apa. Pemprov Bengkulu terus mengusulkan, dan menjadi prioritas utama karena itu untuk membuka jalur ekonomi baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: