Menelusuri Asal-usul Kue Nagasari yang Sudah Ada Sejak Abad ke-16

Menelusuri Asal-usul Kue Nagasari yang Sudah Ada Sejak Abad ke-16

Kue Nagasari-Akun Instagram @ding_80-

Suguhan itu membuat sang pendeta terkesan dan mengadakan sebuah upacara untuk mendoakan kesejahteraan dan kemakmuran kerajaan Pajang. Selain itu, sang pendeta juga menanam pohon Dewandaru untuk mengenang kedatangannya ke Pajang dan kebaikan tuan rumah yang sudah menyambutnya.

Panganan yang disuguhkan padanya lalu diberi nama nagasari, karena tampilannya yang mengingatkan sang pendeta dengan pohon dewandaru. Kue ini merupakan lambang ketulusan hati juga upaya untuk mendoakan kebaikan dan kemurahan Tuhan Yang Maha Esa agar dijauhkan dari segala macam penyakit.

Hingga kini kue tradisional ini masih sering ditemukan sebagai pilihan jajanan pasar untuk suguhan di acara-acara sosial masyarakat di Jawa. Kesederhanaan hidangan ini melambangkan ketulusan dan kebersihan hati juga harapan tuan rumah agar didoakan kebaikan dan kelancaran acaranya.

Seiring berkembang dunia kuliner yang memiliki banyak inovasi, Kue nagasari punya beberapa variasi, di antaranya nagasari putih (santan), nagasari merah (gula jawa), nagasari biru (bunga telang), dan nagasari hijau (daun suji).

Ternyata Kue Nagasari memiliki asal usul yang cukup memberikan pengetahuan bahwasanya setiap makanan yang ada di Indonesia memiliki makna dan arti filosofinya sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: