Daya Tarik Jam Gadang Bukittinggi, Destinasi Wisata Sejarah Hinda-Belanda

Daya Tarik Jam Gadang Bukittinggi, Destinasi Wisata Sejarah Hinda-Belanda

Destinasi wisata Jam Gadang terletak di Bukittinggi Sumatera Barat-Sumber : Akun Instagram @jamgadangbkt-

Bangunan Jam Gadang memiliki 4 tingkat. Tingkat pertama merupakan ruangan petugas, tingkat kedua tempat bandul pemberat jam. Sementara pada tingkat ketiga merupakan tempat dari mesin jam dan tingkat keempat merupakan puncak menara dimana lonceng jam ditempatkan. Pada lonceng di puncak tersebut tertera nama dari produsen mesin jam ini.


Foto Perbedaan Jam Gadang di tahun 1962 hingga sekarang. -Sumber : Akun Instagram @indonesia_Tempo_doeloe-

BACA JUGA:Pantai Tanjung Tinggi di Kepulauan Bangka Belitung, Wisata Populer Diapit 2 Semenanjung

Atap berbentuk gonjong di puncak menara yang kini dapat kita saksikan bukanlah bentuk asli dari bangunan tersebut pada masa awal pendiriannya. Desain awal puncak Jam Gadang berbentuk bulat bergaya khas Eropa, dengan patung ayam jantan di bagian atasnya.

Memasuki era pendudukan Jepang, atap Jam Gadang dirubah mengikuti gaya arsitektur Jepang. Saat era kemerdekaan tiba, atap tersebut dirombak kembali menjadi bentuk atap bagonjong yang merupakan ciri khas dari arsitektur bangunan asli Minangkabau.

Mesin jam yang digunakan di dalam monumen ini merupakan barang langka yang hanya diproduksi dua unit oleh pabrik Vortmann Recklinghausen, Jerman. Unit kedua yang setipe dengannya hingga kini masih digunakan dalam menara jam legendaris Kota London, Inggris, yaitu Big Ben.

Sistem yang bekerja di dalamnya menggerakkan jam secara mekanik melalui dua bandul besar yang saling menyeimbangkan satu sama lain. Sistem tersebut membuat jam ini terus berfungsi selama bertahun-tahun tanpa sumber energi apapun.

BACA JUGA:Pantai Tanjung Tinggi di Kepulauan Bangka Belitung, Wisata Populer Diapit 2 Semenanjung

Mesin yang berada di lantai tiga ini menggerakkan jarum jam yang menghadap keempat penjuru mata angin. Diameter masing-masing area perputaran jarum jam tersebut adalah 80 centimeter.

Seluruh angka jam dibuat menggunakan sistem penomoran Romawi, akan tetapi angka empat ditulis dengan cara diluar kelaziman, yaitu dengan empat huruf ‘I’ (IIII) dan bukan dengan tulisan ‘IV’. Hal ini menjadi salah satu daya tarik yang menimbulkan rasa penasaran bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota ini.

Itulah sejarah dari destinasi wisata monumen bersejarah yang ada di kota Bukittinggi Sumatera Barat. Untuk kamu yang berencana libur ke Sumatera Barat jangan lewatkan monumen yang satu ini.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: