Bersiap Mendobrak Isolasi Bumi Raflesia

Bersiap Mendobrak Isolasi Bumi Raflesia

Kendaraan melintasi jalan Tol Trans Sumatera Ruas Lubuklinggau-Bengkulu seksi I Bengkulu-Taba Penanjung di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Jumat (27/1/2023). -ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/YU-

Akses dan kondisi topografi itulah yang membuat Bengkulu sedikit sulit mengakselerasi daerah. Akibatnya, pertumbuhan sumber ekonomi juga belum dapat dimaksimalkan.

Mendobrak isolasi

Pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak tanggung-tanggung memberikan perhatian kepada wilayah yang dulu juga sempat menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno pada masa sebelum kemerdekaan.

Misalnya, Pemerintah Pusat mengucurkan Rp600 miliar lebih untuk membangun jalan daerah di tanah kelahiran ibu negara pertama, Fatmawati. Kemudian, Pemerintah juga memperhatikan keluhan Bengkulu yang tertutup dan dikelilingi "benteng" Bukit Barisan dengan membangun akses yang lebih baik berupa jalan tol, yang nantinya jalan bebas hambatan ini terhubung langsung ke lintas tengah Pulau Sumatera.

Keberadaan tol tersebut akan menjadi pendobrak "isolasi" dari dan ke Bengkulu karena akses ke jalur lintas tengah bisa dipangkas, dari semula butuh 4-5 jam dengan perjalanan menyusuri tebing perbukitan menjadi hanya perlu waktu 30-50 menit.

BACA JUGA:Strategi Pengawasan Pemilu di Luar Negeri

Pembangunan tol Bengkulu-Lubuk Linggau itu dikerjakan dalam tiga seksi, dan saat ini baru satu seksi yang terselesaikan, atau sepanjang 17,6 kilometer dari total 95,8 kilometer dari yang direncanakan Pemerintah.

Pakar ekonomi Dr. Anzori Tawakal menyebut  keberadaan tol yang mengoneksikan Bengkulu dengan Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan ke depan akan mempercepat tumbuhnya sektor industri di Bumi Raflesia.

Dalam dunia industri tentu aksesibilitas merupakan hal wajib, dan itu belum dimiliki oleh Bengkulu selama ini. Perkembangan berbagai sektor di Bengkulu yang saling mengikat baru akan terlihat ketika akses menjadi baik, industri dan sektor lainnya akan tumbuh. Pertumbuhan industri mendorong perkembangan sektor jasa transportasi, perhotelan, makanan, hingga bisnis properti.

Sektor industri memerlukan tenaga kerja yang banyak, sementara Bengkulu punya keterbatasan. Penduduknya hanya sekitar 2 juta jiwa atau mungkin setara dengan jumlah penduduk satu kabupaten di pulau Jawa.

Oleh karena itu, industri nantinya menarik para pencari kerja luar daerah dan membuat jumlah orang yang berdomisili di Bengkulu ke depannya meningkat signifikan. Semakin banyak jumlah penduduk tentu juga semakin besar pula perputaran ekonomi daerah.

Bisnis kuliner, penginapan, transportasi, UMKM, wisata, perumahan jadi lebih tumbuh cepat dan bergairah dengan semakin tingginya jumlah penduduk.

Lebih lanjut, keberadaan tol dan industri juga akan menjadi kekuatan baru Provinsi Bengkulu di sektor ekspor.

Pertama, tol memberi kemudahan wilayah tengah Sumatera untuk mengekspor lewat Bengkulu karena akses ke Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu lebih dekat dibandingkan harus ke pelabuhan di Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, atau bahkan Lampung.

Kemudian, Bengkulu bisa menyerap hasil alam daerah di sejumlah wilayah lintas tengah Sumatera untuk diolah kembali lewat industri merujuk kebutuhan pasar domestik dan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: