Dibalik Pendirian Perguruan Tinggi di Mukomuko

Dibalik Pendirian Perguruan Tinggi di Mukomuko

Berawal dari Mimpi dan Keprihatinan

\"\"Mendirikan dan memiliki perguruan tinggi merupakan impian setiap daerah di seluruh Indonesia salah satunya Kabupaten Mukomuko. Pasalnya dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu, Mukomuko termasuk wilayah paling jauh dengan Kota Bengkulu, sebagai ibu kota provinsi dan pusat pendidikan di daerah tersebut. Hal ini berdampak terhadap lulusan SMA di kabupaten yang berpenduduk sekitar 161.330 jiwa itu untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi. Sebab itulah, Bupati Mukomuko Ichwan Yunus bertekad supaya Mukomuko memiliki perguruan tinggi, meskipun setingkat akademi. Bagaimana perjuanganya? Mari kita simak.

BUDI HARTONO, MUKOMUKO Berdasarkan data dimilik Pemkab Mukomuko, hanya sebagian kecil masyarakat Mukomuko yang mampu menyekolahkan anak mereka khususnya lulusan SMA untuk sekolah di perguruan tinggi. Maklum, ekonomi masyarakat daerah ini termasuk menengah ke bawah. Jika harus menguliahkan anak, maka harus dikirim ke Kota Bengkulu atau ke Padang, Sumbar. Mengingat jarak tempuh kedua daerah itu dengan Mukomuko cukup jauh, maka membutuhkan biaya yang cukup besar jika anak mereka harus kuliah di sana. Selain biaya kuliah, tentu mereka mesti ngontrak rumah dan makan. Dari kondisi itu mendorong berbagai pihak, termasuk Pemkab Mukomuko untuk mendirikan perguruan tinggi. \"Impian saya Mukomuko memiliki universitas sejak tahun 2007 lalu, untuk itu kami bentuk pengurus yang nantinya menyusun konsep pendirian universitas,\" ujar Bupati Mukomuko Ichwan Yunus beberapa waktu lalu. Dia membeberkan, saat itu tidak mengetahui persis persoalan yang terjadi setelah pengurus dibentuk panitianya justru tidak berjalan. Sehingga, dirinya berusaha menemui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) di Jakarta, dengan pembicaraan yang serius sehingga saat itu pihak Dikti merespon keinginan Mukomuko. Dari berbagai perjuangan, usaha, serta usulan yang terus menerus kepada Dikti, kata dia, pihaknya cukup berbangga sehingga saat ini daerah itu salah satu dari sekian banyak Kabupaten/Kota di Indonesia disetujui mendirikan perguruan tinggi negeri yang diberi nama Akademi Komunitas Mukomuko (AKMM). Pada tahun 2013 mendatang untuk pembangunan fisik gedung baru Akademi Mukomuko akan dikucurkan anggaran mencapai 45 miliar.

Kerjasama dengan Perusahaan Dengan berdirinya AKMM di daerah itu, Bupati Mukomuko akan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan perkebunan serta memberikan kepercayaan bagi lembaga pendidikan sebagai penyedia sumber daya manusia yang siap bekerja. Salah satunya perusahaan penanaman modal asing (PMA) di daerah itu seperti PT Agro Muko cukup bersyukur dengan berdirinya AKMM karena selama ini perusahaan itu sulit mencari manajer. \"PT Agro Muko saja selama ini kesulitan untuk mencari manajer sampai ke Medan, saya bilang anda numpang hidup disini tetapi tetapi anda tidak bisa memberikan perhatian kepada masyarakat sekeliling,\" ujarnya. Menurut Ichwan, alangkah bagusnya jika perusahaan dari luar yang berdiri di daerah itu, orangnya juga berasal dari daerah itu juga.

Persiapkan Tenaga Dosen Sebelum perguruan tinggi Negeri berdiri di daerah itu, pihaknya telah mengirim siswa SMA terbaik dengan nilai tinggi dari keluarga miskin kuliah di Universitas Brawijaya mengambil jurusan Perikanan. Pada tahun 2011 lalu sebanyak 12 dari 16 orang siswa lulus di Universitas Brawijaya, namun sayangnya pada Tahun 2012 tidak satu pun lulusan SMA dari daerah itu yang lulus tes. Ia menerangkan, putra dan putri terbaik di daerah itu yang saat ini sedang menempuh pendidikan bisa diandalkan setelah lulus menjadi tenaga pendidik dan dosen di AKMM setempat. \"Kami harapkan lebih banyak siswa SMA terbaik mendapat beasiswa kuliah di luar sehingga setelah lulus bisa mengabdi dan memberikan yang terbaik salah satunya menjadi dosen di AKMM setempat,\" harapnya. Dengan adanya gedung AKMM, mahasiswa/I serta tenaga dosen maka Kabupaten Mukomuko siap bersaing dengan daerah lainnya. Dan akan mengeluarkan para pelajar yang siap pakai atau bekerja. Yang artinya mengurangi tingkat pengangguran. Ratusan orang lulusan SMA sederajat sudah mendaftar menjadi mahasiswa/I di perguruan tinggi itu. Untuk sementara Akademi Komuniats itu dibuka untuk tingkatan DI hingga DIII dengan tiga jurusan, yaitu Manajemen Informatika atau Kosentrasi Teknik Informatika, Budi Daya Perikanan, dan Budi Daya Perkebunan.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: