Epilepsi, Penyakit yang Sering Dikaitkan dengan Kerasukan

Epilepsi, Penyakit yang Sering Dikaitkan dengan Kerasukan

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko epilepsi pada umumnya adalah cedera otak yang dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti kondisi genetis atau komplikasi saat kelahiran. --

BENGKULUEKSPRESS.COM - Epilepsi merupakan suatu istilah yang merujuk pada kondisi medis yang sering kita dengar, tetapi sebagian besar orang tidak memahami makna sebenarnya. Banyak orang di Indonesia yang melabeli penderita Epilepsi sebagai orang yang kerasukan atau orang yang sakit jiwa. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi penderita Epilepsi.

BACA JUGA:Tekankan Capaian UHC 98 Persen, BPJS Kesehatan Luncurkan Program PESIAR

Jadi, apa sebenarnya epilepsi itu? Epilepsi merupakan penyakit neurologis, yaitu gangguan yang terjadi pada otak, ditandai dengan timbulnya kejang yang terjadi secara tiba-tiba. Kejang ini terjadi akibat pola aktivitas listrik yang tidak normal dalam otak.

Ketika kamu mendengar kata kejang, hal apa yang terlintas pertama kali dalam pikiranmu? Mungkin kamu akan berpikir atau membayangkan orang yang tergeletak di lantai dan kehilangan kendali terhadap tubuhnya. Meskipun kejang seperti itu memang ada, kejang dapat muncul dalam bentuk yang beragam.

BACA JUGA:Iphone dan Samsung Kuasai HP Terlaris di Dunia, Merek China Tidak Kelihatan

Secara garis besar, terdapat dua tipe kejang, yaitu kejang umum dan kejang parsial. Kejang umum merupakan kejang yang mempengaruhi otak secara menyeluruh, sedangkan kejang parsial hanya memengaruhi sebagian otak saja.

Jenis kejang umum yang paling sering terjadi adalah kejang tonik-klonik. Kejang ini dimulai dengan hilangnya kesadaran, otot menjadi kaku, dan diikuti dengan hilangnya kendali terhadap berbagai fungsi tubuh.

Kejang parsial dapat dibagi menjadi kejang parsial sederhana, dan kejang parsial kompleks. Kejang parsial sederhana terjadi dalam kondisi sadar dan sering kali digambarkan sebagai suatu aura. Kejang ini menimbulkan gejala seperti mencium atau merasakan sesuatu yang tidak biasa, dan melihat kerlipan cahaya.

BACA JUGA: Ini Dia Aplikasi Jual Foto Terbaik dan Bisa Menambah Saldo Tabunganmu

Kejang parsial kompleks adalah kejang yang menimbulkan gejala seperti memandang dengan tatapan kosong serta menjadi tidak responsif terhadap lingkungan sekitar. 

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko epilepsi pada umumnya adalah cedera otak yang dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti kondisi genetis atau komplikasi saat kelahiran. Namun, terdapat juga penyebab idiopatik, atau dalam kata lain tidak dapat diketahui walaupun sudah dilakukan pemeriksaan menyeluruh.

BACA JUGA:Bolehkah Sabun Wajah Wanita Dipakai untuk Pria

Menurut WHO, penyandang epilepsi mencapai 50 juta orang di seluruh dunia. Di Indonesia saja terdapat sekitar 1,5-2,4 juta penyandang epilepsi yang memerlukan pengobatan.

Hal pertama yang harus dilakukan ketika tahu bahwa orang terdekat atau keluarga menyandang epilepsi adalah berkonsultasi dengan dokter. Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: