Kadis Dikbud Prov Bengkulu Sebut Perundungan Siswi oleh Gurunya Hanya Misskomunikasi

Kadis Dikbud Prov Bengkulu Sebut Perundungan Siswi oleh Gurunya Hanya Misskomunikasi

Pihak sekolah saat melakukan mediasi terhadap wali siswa dengan guru dan siswa SMA N 9 Kota Bengkulu-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu menanggapi kasus perundungan yang dilakukan oknum guru dan pelajar terhadap seorang siswi di SMA N 9 Kota Bengkulu tempo hari.

Dikatakan Saidirman, perundungan yang terjadi dan viral itu hanya miskomunikasi antara pihak wali siswa dengan oknum guru yang mengajar di sekolah tersebut.

"Tidak ada permasalahan sebenarnya, hanya miskomunikasi antara wali siswa dengan dewan guru," ujar Saidirman, Rabu (2/8/2023) usai menjenguk salah seorang guru yang menjadi korban penganiayaan.

Saidirman mengungkapan, miskomunikasi itu bisa saja terjadi dalam hal penyampaian wali siswa ke pihak guru.

Namun setelah peristiwa itu terjadi, Kepala Sekolah SMAN 9 Kota Bengkulu telah menemui dirinya dan menjelaskan duduk persoalannya tersebut.

BACA JUGA:Pelajar Kota Bengkulu Diduga Jadi Korban Perundungan oleh Oknum Guru dan Siswa

"Mungkin penyampaiannya kemarin berbeda. Kepala sekolah kemarin sudah menemui saya dan dipastikan sudah tidak ada masalah," ungkapnya.

Lanjutnya, atas peristiwa ini ia meminta agar pihak guru maupun siswa di SMAN 9 Kota Bengkulu dapat melanjutkan proses belajar mengajar di sekolah itu.

Sedangkan untuk sanksi, Kepala Dikbud Provinsi Bengkulu ini menyebutkan tidak memberikan sanksi terhadap oknum guru dan pelajar yang melakukan perundungan pada siswi kelas kelas 12 IPA di SMAN 9 Kota Bengkulu.

"Untuk sanski, karena sudah maaf-maafan tidak ada. Karena yang penting proses belajar mengajar tetap berjalan dan siswa yang menerima pelayanan tetap dilayani," tutup Saidirman.

Diketahui, seorang siswi berinisal K mendapatkan perundungan dari guru dan teman-temannya di sekolah.

Perundungan itupun berlangsung sejak ia duduk di bangku kelas X sampai dengan kelas XII. 

Pengakuan orang tua siswi, Hernika Mediasari,  perundungan ini terungkap setelah anak korban kembali harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena penyakit auto imun yang dialami anak korban, dan ini untuk ke sekian kalinya saat anaknya menimba ilmu di sekolah tersebut.

Atas dasar itulah, Hernika bersama suaminya mendatangi sekolah untuk mempertanyakan perbuatan yang dilakukan oknum guru dan pelajar di SMA tersebut. (Tri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: