Pantai Ngobaran Gunungkidul, Jejak Kobaran Api Lokasi Pamoksan Prabu Brawijaya V

Pantai Ngobaran Gunungkidul, Jejak Kobaran Api Lokasi Pamoksan Prabu Brawijaya V

nama Ngobaran diambil dari sebuah kejadian yang dilakukan sendiri oleh Prabu Brawijaya V, yakni membakar hutan tersebut--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Menyaksikan pantai tidak ada lepas dari keindahan alam yang disuguhkan, deburan ombak lautan seakan menghempaskan penat dan menyapunya ke tengah lautan. Panorama alam pantai memberikan kesejukan hati, sehingga stres pun bisa hilang dan pikiran menjadi tenang.

Begitu pula dengan Pantai Ngobaran Gunungkidul Yogyakarta, memiliki pemandangan indah, namun ada sejarah dibalik namanya yang cukup mencekam.

BACA JUGA:Cukup 15 Menit Kamu Sudah Dapat Pinjaman Hingga Rp 20 Juta di Aplikasi Pinjol UATAS, Aman dan Mudah

Nama pantai Ngobaran diambil dari sebuah kejadian pada masa Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit sebelum dikabarkan moksa. Meski moksanya Prabu Brawijaya V masih belum bisa dipastikan apakah memang benar di Pantai Ngobaran atau tempat lain, akan tetapi di tepian pantainya terdapat bukti sejarah.

Masyarakat sekitar meyakini bahwa peninggalan sejarah ini adalah sisa-sisa kebudayaan Majapahit yang ditinggalkan Prabu Brawijaya V. Dikutip dari kanal YouTube Kisah Tanah Jawa, lokasi Pantai Ngobaran dulunya adalah hutan.

BACA JUGA:Aspal Buton dan Aspal Karet Dipilih Kementerian PUPR untuk Tangani Jalan Rusak di Bengkulu

Juru kunci tempat ibadah setempat mengatakan, hutan tersebut dulunya bernama Sawar, lokasi yang dijadikan tempat persembunyian Prabu Brawijaya V saat terjadi prahara di Kerajaan.

Sampai saat ini pantai tersebut menjadi salah satu tempat keramat di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Menurut juru kuncinya, nama Ngobaran diambil dari sebuah kejadian yang dilakukan sendiri oleh Prabu Brawijaya V, yakni membakar hutan tersebut.

Tujuannya untuk menghalangi dan mengalihkan pengejaran dari pasukan Mataram yang mencari raja terakhir Majapahit tersebut. Api yang membakar hutan tersebut membesar dan berkobar-kobar, sehingga dari kondisi ini menjadi sebuah nama lokasi yang berdekatan dengan pantai yakni Ngobaran.

BACA JUGA:Nikmati Payday Promo Pertashop dan Dapatkan Hadiah Menarik, Minimal Pembelian Rp 30 Ribu

Menurut kepercayaan masyarakat, Prabu Brawijaya melakukan moksa dengan api bersama salah satu permaisurinya, lalu menghilang tidak ada bekas atau jasad terbakar. Hilangnya jasad raja dan permaisuri tersebut menjadi landasan kepercayaan masyarakat bahwa Prabu Brawijaya melakukan moksa di Pantai Ngobaran.(**)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: