Mengenal Bubur Suro, Tradisi yang Masih Bertahan di Masyarakat Jawa

Mengenal Bubur Suro, Tradisi yang Masih Bertahan di Masyarakat Jawa

dibalik makanan bubur suro tersebut ternyata menyimpan sejarah dan makna yang sangat besar.--

Artinya: Imam Tsa'laby berkata, perahu Nabi Nuh mendarat sempurna di sebuah gunung tepat pada tanggal 10 muharam atau hari Asyuro, maka Nabi Nuh melakukan puasa pada hari itu dan memerintahkan kepada kaumnya yang ikut dalam perahunya untuk melakukan puasa pada hari asyuro sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah. Dan dikisahkan bahwa seluruh binatang dan hewan yang ikut dalam perahu Nabi Nuh juga melaksanakan puasa. Kemudian Nabi Nuh mengeluarkan sisa perbekalan selama terapung dalam kapal, memang tidak banyak sisa yang didapat, kemudian Nabi Nuh mengumpulkan sisa biji-bijian itu, ada tujuh macam jenis biji-bijian dan jumlahnya tidak banyak, kemudian disatukan dan dijadikan makanan. Selanjutnya biji-bijian yang dimakan pada hari itu, yakni 10 Muharram, menjadi kebiasaan Nabi Nuh dan disukai.

BACA JUGA:Bakal Jomblo Seumur Hidup! Tanggal Lahir Ini Seret Jodoh Susah Laku Sampai Tua

Jika melihat keterangan dari 2 kitab tersebut, maka tradisi membuat bubur Suro memiliki landasan dan tidak sembarangan. Semoga bermanfaat. (**)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: