Hindari Upaya Peretasan, Negara Ini Imbau Warganya Mematikan HP

Hindari Upaya Peretasan, Negara Ini Imbau Warganya Mematikan HP

Waspada peratasan hp-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Untuk mencegah menghindari peretasan HP yang berujung dengan penyadapan dan penyalahgunaan data diri, warga negara Australia diimbau untuk mematikan HP.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengimbau warga setempat untuk mematikan HP setiap hari. Tujuannya untuk sebagai indikator peningkatan keamanan siber.

Lebih spesifik, Albanese meminta warga Australia mematikan HP selama 5 menit. Ia mengatakan warga bisa mematikan HP di malam hari ketika sedang menggosok gigi atau siap-siap tidur.

"Kita perlu memobilisasi sektor privat dan juga konsumen untuk menjaga keamanan siber," kata dia, dikutip dari TheGuardian, Selasa (27/6/2023).

Langkah ini disetujui para pakar teknologi. Pada 2020 lalu, Lembaga Keamanan Nasional AS (NSA) pernah merilis panduan untuk meningkatkan keamanan siber.

BACA JUGA:Mungkinkah Kedepan BTS Tak Dibutuhkan Oleh HP Lagi? Ini Teknologi yang Bakal Menggantikannya

BACA JUGA:Teknologi Masa Depan Smartphone Harus Lebih Berkembang, Ini Yang Diharapkan Pengguna

Salah satunya adalah mematikan smartphone seminggu sekali untuk mencegah terjadinya peretasan.

Selain itu, dosen senior di University of Technology Sydney Priyadarsi Nanda juga mengamini langkah Albanese. Menurut dia, mematikan HP akan memaksa semua aplikasi dan program yang berjalan pada background untuk berhenti beroperasi.

Langkah ini juga akan menghentikan upaya peretas yang sedang berupaya masuk ke sistem dan memata-matai pengguna. Nanda mengatakan banyak orang yang tak sadar bahwa terkadang aplikasi yang sudah selesai dipakai masih berjalan pada background.

"Jika ada proses berbahaya yang berjalan pada HP Anda, mematikan HP akan memutus aksesnya. Ini bisa membuat peretas frustasi," ia menjelaskan.

"Langkah ini mungkin tak akan melindungi Anda sepenuhnya. Namun, setidaknya bisa memperlambat kerja para penjahat siber," pungkasnya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: