Cerita Mistik Sultan HB IX, Bertemu Nyi Roro Kidul

Cerita Mistik Sultan HB IX, Bertemu Nyi Roro Kidul

Sebagai lulusan Belanda Sri Sultan Hamengkubuwono IX tetap saja tidak bisa lepas dari budaya keraton yang terkadang terselubung misteri-Bengkulu Ekspress-Istimewa

Setelah itu, di antara para kiai itu mengatakan kepada Sultan bahwa dirinya mendapat wisik agar memberikan dua kali pengurbanan demi keselamatan Republik ini.

Pengorbanan pertama, menurut Ngarso Dalem adalah dua ekor ayam jago kembar berjalu (susuh atau taji) kuning yang ditempatkan di barat daya keraton.

Sedangkan yang kedua harus menemukan seekor ayam hitam mulus (seluruhnya hitam) dan seekor ayam jantan putih mulus (seluruhnya putih) yang ada di kaki Gunung Wilis, Jawa Timur.

BACA JUGA:Parakang, Pesugihan Turun Temurun Rahasia Keabadian!

Kiai itu pun menjelaskan "sosok" yang memberikan wisik itu memiliki ciri khas berperawakan tinggi, berjubah hijau, mengenakan ubel-ubel cinde (kain tenun penutup kepala berwarna merah putih).

"Orang yang tampil dalam busana seperti itu, menurut kepercayaan kami adalah Eyang Sultan Agung,” sebut Sultan HB IX dalam buku itu.

Dalam waktu 24 jam bedasarkan arahan dari Sri Sultan, tiga ekor ayam yang diminta itu bisa ditemukan. Besoknya datang dua orang yang menemui Sultan HB IX di kantornya, kepatihan.

BACA JUGA:Kajian Buya Yahya: Dosa Besar yang Jarang Disadari

Kedua orang itu, merupakan seorang pengawas kehutanan dan petani. Pengawas kehutanan menyerahkan bungkusan kain putih berisi ujung tombak berwarna putih terbuat dari campuran timah dan logam, sedangkan petani hanya ingin memperlihatkan pucuk tombak berwarna hitam berbentuk tokoh wayang, Semar.

Setelahnya, petani itu terlihat kejang-kejang seperti dicekik orang hingga napasnya sesak. Sultan pun menyuruh enam pegawai kantor untuk menolong, tetapi mereka tidak bisa mengangkat tubuh petani itu.

Setelah itu Sultan mengambil tombak yang dipegang petani itu, ajaibnya tubuh petani itu menjadi lebih ringan. Setelah dirinya siuman, petani itu menceritakan bahwa ada seorang berbadan besar memakai jubah hijau dan ubel-ubel merah.

BACA JUGA:Lembu Sekilan, Ajian Kebal Tubuh Andalan Gajahmada dan Joko Tingkir!

Orang itu memegang petani itu sampai tidak bisa bernapas, Sultan HB IX percaya bahwa sosok yang disebut oleh petani adalah Eyang Sultan Agung. Karena itu Sultan meminta keduanya untuk berziarah ke makam Sultan Agung di Imogiri.

Sementara soal dua ekor ayam kembar bertaji kuning, diserahkan kepada Sultan Agung untuk selamatan karena salah satu anggotanya ada yang meninggal. Sedangkan seekor lagi, dipotong untuk dikubur di area keraton.

Sementara ayam yang berwarna hitam dipelihara di dekat tempat menyimpan keraton. Ketika itu, Sultan HB IX baru punya beberapa anak perempuan dan belum punya anak laki-laki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: