Taukah Kamu, Asal Muasal Toko Kelontong Saat Ini?
--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Sebelum memiliki toko, pedagang Tionghoa mulanya berdagang keliling. Membawa alat yang bunyinya membuat mereka disebut pedagang kelontong.
Toko kelontong adalah sebuah toko kecil yang sering ditemukan di sekitar perumahan di perkotaan. Kebanyakan Toko kelontong dikelola langsung secara perseorangan oleh pemiliknya.
Sejarah toko kelontong di Indonesia cukup berpengaruh. Bisnis toko kelontong yang cukup fleksibel menjadikan usaha ini cukup diminati. Sejarah toko kelontong yang awalnya dijadikan sebagai pemasukan utama, pada era ini, usaha ini justru banyak dijadikan sebagai pemasukan sampingan karena bisa dilakukan sambil tetap bekerja atau mengurus keluarga.
Tercatat di sejarah toko kelontong di Indonesia dulunya banyak yang masih bersifat konvensional, dimana pembeli membayarkan secara tunai atau barter kepada penjual setelah selesai berbelanja. Namun, seiring berkembangnya teknologi, toko kelontong modern sudah meninggalkan sejarah toko kelontong yang lama.
BACA JUGA:Pesan Ustadz Adi Hidayat Bagi Laki-laki Baca Doa ini Usai Sholat Jumat, Hutang Bisa Lunas
BACA JUGA:Doa Spesial Dibaca Hari Jumat, Kata Ustadz Adi Hidayat Langsung Terkabul
Sekarang banyak toko yang sudah memakai sistem pembayaran non-tunai atau digital di perkotaan, seperti Indomaret, Alfamart, FamilyMart, Lawson, dan lain-lain. Selain berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, dan bahan pokok, masyarakat juga bisa memanfaatkan layanan pengisian pulsa, pembayaran tagihan listrik hingga tagihan kredit kendaraan.
Alasan Dinamakan Warung Kelontong
Sejarah toko kelontong di Indonesia sudah terukir sejak masa kolonial pada abad ke-19 dulu. Pada saat itu, pemerintah mendorong kenaikan produksi barang-barang kebutuhan pokok untuk masyarakat sehingga membuat pasar lokal di Indonesia banyak yang menyediakan dan menjual barang-barang tersebut.
Masyarakat Tionghoa melihat fenomena ini sebagai suatu peluang usaha dan mulai menjajakan barang dagangannya dengan berkeliling. Sejarah toko kelontong pada mulanya terbentuk dari alat bunyi-bunyian yang sering dibawa oleh mereka. Alat itu berbentuk seperti rebana dengan tali pendek di kedua sisi dan biji bulat di ujungnya.
Rebana ini digerakkan ke kiri dan kanan pada tangkainya untuk memberitahu kepada masyarakat yang ada di dalam rumah bahwa pedagang keliling itu sedang melewati rumahnya. Dari bunyi itu, banyak orang yang akhirnya membuat penamaan dengan kata ‘kelontong’.
Sejarawan meneliti bahwa pada sejarah toko kelontong dulunya menjual barang yang cukup beragam, mulai dari beras, bumbu dapur, peralatan rumah tangga hingga sabun. Karena permintaan kebutuhan pokok itu semakin meningkat, para pedagang keliling mulai mendirikan toko permanen di desa-desa. Masyarakat juga menjadi lebih mudah mengakses toko tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Fenomena sejarah toko kelontong inilah yang menyebabkan banyak toko kelontong mulai berdiri secara permanen di area-area perumahan. Barang yang dijual juga semakin banyak dan beragam, berbeda dengan berjualan keliling yang dulunya jumlahnya terbatas yang bisa dibawa oleh mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: