Atraksi Ular Meriahkan Dies Natalis Unived
BENGKULU, BE - Snake Hunter Club (SHC) memeriahkan perayaan puncak Dies Natalis ke-14 Universitas Dehasen (Unived). Pada hari ulang tahun Unived ini, SHC mempertunjukkan atraksi ular yang tidak biasa. Dimana beberapa anggota SHC rela dipatok ular berbisa high venom. Ketua Dewan Guru SHC Indonesia, Nursidin Haryanto mengatakan, atraksi bermain ular dilakukan hanya oleh para profesional dan tidak untuk dicoba dirumah. Karena ular yang dipertunjukkan bukanlah ular piton, melainkan ular berbisa. Dimana ada dua jenis ular yang dihadirkan oleh dirinya yaitu ular bandotan macan dan weling. \"Ada dua jenis ular berbisa yang kami hadirkan pada hari ini, Bandotan Macan dan Weling,\" kata Haryanto, kemarin (19/3). Kedua jenis ular tersebut, bukanlah ular biasa karena sangat berbisa dan berbahaya bagi tubuh manusia. Haryanto menjelaskan, ular bandotan macan atau ular tanah dikenal sebagai pembusuk jari. Ini karena gigitan ular ini bisa mengakibatkan pembusukan pada jari atau bagian yang telah dipatok. Sementara itu, ular weling dikenal sebagai ular berbisa yang sangat mematikan dan lebih kuat LD-50 daripada Naja Kaouthia (kobra). Bisa ular weling bersifat neurotoksik dan bisa menyerang sistem saraf hingga menyebabkan kematian pada manusia. \"Kedua ular ini bukanlah ular biasa, jadi jangan coba-coba di rumah,\" ujar Haryanto. Meski begitu, Ketua Dewan Guru DAN IV Karate ini mengaku, jika ada masyarakat yang tidak sengaja dipatok ular berbisa, maka cukup menghubungi dirinya atau anggota SHC di daerah. SHC hingga hari ini masih terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan pengobatan. Pertolongan pengobatan ini tanpa membedakan suku, agama, dan ras. \"SHC membuka layanan pengobatan gratis bagi masyarakat yang dipatok ular. Selain itu, SHC juga bisa mengobati berbagai penyakit yang berhubungan dengan darah dan virus,\" tuturnya. Haryanto mengaku, saat ini dirinya membuka keanggotaan SHC khusus pengobatan dalam tiga tingkatan. Dimana pada tingkat pertama (kelas III), setiap anggota dapat mencegah penyakit diantaranya tetanus, DBD, rabies, dan malaria. Selain itu, para anggota jika terluka akibat sayatan atau gigitan ular maka akan cepat kering serta anti bisa ular jenis sanca, manuk piton, sanca kembang dll. Kemudian pada tingkat kedua (Kelas II), setiap anggota dapat mencegah penyakit diantaranya diabetes, tipes, jantung, liver, asma, alergi, dan luka dalam serta anti bisa ular jenis gibung welang, weling dan gedung luwuk. Sementara itu, pada tingkat ketiga (Kelas I), setiap anggota dapat mencegah penyakit diantaranya kanker darah, kanker tulang, penyakit akibat virus dan darah, HIV/Aids bahkan dapat kebal terhadap Corona serta anti bisa ular kobra. \"Bagi masyarakat yang ingin menjadi anggota SHC dapat menghubungi saya,\" tuturnya. Ia menambahkan, bagi masyarakat Bengkulu yang ingin bergabung atau yang butuh pertolongan bisa menghubungi dirinya langsung. Selain itu, bagi masyarakat yang ingin bergabung menjadi anggota dan ingin mempunyai kekebalan tubuh terhadap gigitan ular berbisa dan kebal dari berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan darah bisa menghubungi dirinya. \"Nanti akan kita minum kan serum nya dan dikenakan biaya keanggotaan sebesar Rp 200 ribu per tingkat, tidak ada iuran bulanan dan setelah itu gratis seumur hidup dan dana tersebut dipakai untuk pengobatan gratis di seluruh Indonesia,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: