Siswa Jadi Korban, Pemkot KoordinasikanLaporan ke Polres
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Segel pintu gerbang belum dibuka membuat 378 siswa SDN 62 Kota Bengkulu terpaksa menumpang di dua sekolah terdekat untuk proses belajar mengajar. Kendati harus menjadi korban, ratusan pelajar SDN tampak ceria.
Seperti biasa, tiba di sekolah mereka langsung berbaur dengan temannya masing-masing. Maklum saja, setelah sebelumnya para siswa kelas 1, 2 dan kelas 3 belajar di jalan raya. Kehadiranya belajar di dalam kelas dan nyaman dan bisa bermain dengan teman-temanya sangat dinantikan.
Lain halnya dengan siswa/siswi kelas 4,5 dan kelas 6 mereka yang harus menumpang memiliki rasa kurang nyaman, terlebih ada beberapa siswa yang juga harus tak mampu menahan emosi lantaran diejek siswa/siswi dari sekolah yang ditumpangi. Adu mulut hingga adu jotos nyaris terjadi, namun semua kondisi dapat ditanggulangi.
Kecemasan wali murid atas psikologis anak-anaknya, terlebih siswa/siswi kelas enam, malu harus belajar dengan cara menumpang ke sekolah lain. \"Saya yang justru tidak bisa menahan kesedihan melihat anak-anak harus belajar di tempat orang. Bagaimana pun juga, anak-anak merasa ini bukan tempatnya, apalagi kalau siswa sekolah asal mengejek-ejek, \" kata Indarti. \'\'
Yang saya takutkan itu, cucu saya anak kelas VI kan rencananya pertengahan Januari persiapan ujian, secara psikologis terpengaruh sekali. Ia berharap ada solusi dengan sengketa lahan SDN 62, sehingga bisa kembali ke sekolah asal atau memiliki sekolah sendiri. Sementara itu, Kepala SDN Tutik Sunarsih saat ditemui Bengkulu Ekspress tak menampik yang dialami para siswa.
Perempuan yang sejak 2013 menjabat Kepala SDN 62 ini bersyukur anak-anak didiknya bisa langsung menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Hanya saja, sejumlah kendala dialami di hari pertama menumpang di sekolah ini.
Salah satunya keterbatasan ruang kelas. Menurut di SD 59 hanya 7 kelas sedangkna ia membutuhkan 13 kelas, akibatnya ia juga menumpang SD 51 yang lokasinya bersebelahan. Para siswa datang ke sekolah lebih awal, sehingga mereka harus bertemu dengan siswa SDN 59 dan SDN 51 untuk menantikan pergantian ruang kelas. Disela pergantian ini, bisa jadi sesama siswa ini saling bertemu.
Tutik Sunarsih tak menampik adanya adu mulut antar siswa, namun hal itu tidak sampai menimbulkan perkelahian antar pelajar. Belum tersedianya kantin juga menjadi persoalan bagi peserta didiknya, \"Kantin sekolah hanya sebatas siang, sorenya sudah pada pedagangnya sudah pada pulang. Nanti kita akan minta mereka (pedagang) agar bisa berjualan hingga sore, karena ada anak-anak sekolah yang akan belajar sampai sore di sini,\" ungkapnya. Tutik Sunarsih sangat berharap pemerintah kota segera mendapat solusi, supaya anak-anak segera bisa belajar di sekolah mereka sendiri.
Pemkot Koordinasikan Laporan
Sementara itu, perwakilan pemerintah Kota Bengkulu mendatangi Polres Bengkulu untuk melaporkan penyegelan SDN 62 Kota Bengkulu, Rabu (25/7) siang. Laporan tersebut disampaikan Kabag Hukum Pemkot Bengkulu, Abdul Rais didampingi kuasa hukum Pemkot Bengkulu. Setelah melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Bengkulu, rombongan Pemkot diarahkan agar ke gedung Sat Reskrim Polres Bengkulu untuk koordinasi.
Lebih kurang dari pukul 13.00 WIB sampai pukul 15.30 WIB koordinasi dengan penyidik Sat Reskrim Polres Bengkulu ternyata laporan belum bisa diterima karena masih banyak materi pelaporan yang kurang. \"Tadi masih koordinasi, terkait dengan pemasangan pagar itu,\" jelas Abdul Rais.
Lebih lanjut Abdul Rais mengatakan, apa yang dibutuhkan dalam membuat laporan penyegelan pasti akan segera dilengkapi. Jika sudah akan secepatnya kembali ke Polres Bengkulu untuk membuat laporan kembali. \"Tadi ada masukan dari kepolisian mengenai materi yang harus dilengkapi untuk membuat laporan. Kita cari dulu yang dibutuhkan dan pasti kita akan membuat laporan,\" imbuh Abdul Rais.
Sementara itu Jecky Haryanto SH kuasa hukum ahli waris memberikan tanggapan singkat terkait laporan tersebut. Jecky hanya mengatakan pihaknya akan bertindak jika laporan sudah benar-benar diterima Polres Bengkulu. \"Jika laporan diterima, kita baru bergerak,\" singkat Jecky. (167)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: