Harga CPO Masih Tertekan
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Harga Crude Palm Oil (CPO) masih mengalami tekanan akibat sentimen global perang dagang yang dilakukan China dan Amerika. Padahal biasanya selama Ramadan, harga CPO akan mengalami permintaan sehingga mendorong kenaikan harga.
Pakar Ekonomi Universitas Bengkulu, Prof Dr Kamaludin MM mengungkapkan, Ramadan tahun ini harga CPO masih tertekan. Mengingat, masih banyaknya sentimen global yang cenderung bakal menekan harga CPO hingga kuartal II-2019.
\"CPO masih akan lemah, baik fundamental maupun teknikal. Seasonal Ramadan belum jadi penopang penguatan harga,\" kata Kamaludin, kemarin (16/5).
Bahkan, menurutnya secara fundamental harga CPO belum memiliki harapan untuk bangkit, lantaran harga minyak sawit di Malaysia anjlok hingga 4%, sekaligus yang terendah dalam lima bulan terakhir. Hal tersebut terjadi karena terbebani pelemahan harga minyak kedelai (soyoil) AS dan masih lemahnya permintaan.
Selain itu, harga CPO juga turun ke level RM 1,943 per metrik ton, dari sesi penurunan harga satu bulan terakhir. Bahkan, angka tersebut diklaim sebagai penurunan perdagangan harian tertajam sejak pertengahan Desember 2018 lalu.\"Kalau dibandingkan dengan Desember 2018 lalu, harga CPO terendah masih RM 2,004, saat ini masih RM 1,965, artinya sangat rendah,\" tutur Kamaludin.
Melihat hal tersebut, ia pesimis CPO bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II 2019 ini. Pasalnya hingga saat ini harganya belum mengalami pemulihan.\"Kita belum melihat peningkatan yang signifikan, saya rasa harganya masih akan bertahan rendah selama ada sentimen negatif dari luar,\" tutupnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Bengkulu, John Irwansyah mengaku tetap optimistis pada tahun 2019 industri sawit Indonesia tetap memiliki prospek yang baik. Hal ini didukung dengan pertumbuhan ekonomi Bengkulu yang semakin membaik. Optimisme tersebut dikarenakan produksi minyak kelapa sawit (CPO) dalam negeri pada tahun lalu yang mencapai rekor tertinggi sebanyak 43 juta ton.
\"Produksi CPO pada tahun 2018 mencapai 43 juta ton, naik sebesar 12% dibanding produksi tahun 2017 yang 38 juta ton. Jadi, kita optimis produksi meningkat dan itu akan menopang ekonomi Bengkulu,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: