Kinerja IBS di Bengkulu Turun

Kinerja IBS di Bengkulu Turun

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Kinerja Industri Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Bengkulu pada triwulan IV tahun 2018 (q-to-q) mengalami penurunan sebesar -16,40 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi pada triwulan III tahun 2018 yang naik sebesar 21,28 persen. Menurunnya kinerja IBS disebabkan oleh menurunnya produksi industri makanan, karet, barang dari karet, dan plastik.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA mengatakan, turunnya pertumbuhan produksi pada triwulan  IV ini disebabkan oleh turunnya produksi Industri Makanan sebesar -20,58 persen dan produksi Industri Karet, barang dari Karet dan plastik sebesar -2,66 persen.

Jika dilihat pada triwulan III, kinerja triwulan IV jauh lebih rendah dari triwulan III yang naik sebesar 21,28 persen yang disebabkan oleh naiknya pertumbuhan produksi Industri Makanan sebesar  29,08 persen walaupun kinerja Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik turun sebesar -1,85 persen. \"Di Bengkulu ada dua IBS yang dominan yaitu industri makanan dan industri karet, tetapi pada triwulan IV lalu kinerjanya mengalami penurunan,\" kata Dyah, kemarin (6/2).

Menurunnya kinerja industri makanan disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya, menurunnya daya beli masyarakat. Sehingga mengharuskan industri makanan mengurangi jumlah produksi dan mengakibatkan kinerjanya menjadi menurun.

\"Kemungkinan daya beli masyarakat menurun sehingga produksi juga menurun makanya kinerjanya juga menurun,\" tutur Dyah.

Sementara itu, Industri karet, barang dari karet, dan plastik juga mengalami penurunan kinerja disebabkan oleh harga karet yang masih murah. Bahkan harga karet di Bengkulu sempat menyentuh harga Rp 4.000 per kilogramnya. Hal ini membuat perusahaan harus menurunkan operasionalnya untuk meminimalisir kerugian yang terjadi. \"Kalau karet turun ya industrinya juga turun,\" tuturnya.

Pakar Ekonomi Unib, Prof Dr Kamaludin MM mengatakan, menurunnya kinerja IBS menjadi tugas pemerintah untuk memulihkannya. Jika penurunan disebabkan oleh menurunnya daya beli maka penguatan disektor jual beli harus ditingkatkan. Dengan cara membuka jalur perdagangan hingga ke daerah lain.

\"Jadi Pemerintah bisa membantu industri makanan dengan memperbesar pangsa pasar hingga ke daerah lain atau sebagainya,\" tuturnya.

Sementara untuk industri karet, diperlukan sebuah formulasi yang harus dilakukan oleh Pemerintah. Seperti memanfaatkan karet sebagai bahan pengganti aspal. Sehingga produksi karet didaerah bisa terserap dan harganya bisa kembali bergairah. \"Butuh formulasi khusus, pemerintah harus pikirkan itu, masa kalah dengan Provinsi lain, yang saat ini sudah pakai karet untuk aspal jalannya,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: