Lapak PKL Kembali Ditertibkan

Kamis 15-09-2016,09:50 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE - Sejumlah lapak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan sepanjang pinggir jalan di kawasan Pasar Panorama, Kota Bengkulu kembali ditertibkan anggota Polres Bengkulu, Rabu (14/9). Lapak pedagang tersebut satu persatu dipindahkan kedalam pasar yang ternyata masih cukup untuk menampung pedagang tersebut.

Tidak ada perlawanan dari pedagang atas tindakan aparat ini, mengingat sebelumnya Polres Bengkulu sudah memberikan imbaun larangan berjualan di pinggir jalan.

Kapolres Bengkulu, AKBP Ardian Indra Nurinta SIK membenarkan hal tersebut, namun ia menampik jika dikatakan menertibkan.

\"Bukan ditertibkan, tetapi diberi peringatan agar tidak berjualan lagi di pinggir jalan. Karena berjualan di badan jalan melanggar undang-undang lalu lintas, dan ada pidanannya,\" jelas Kapolres yang memimpin langsung giat polisi mencair di Pasar Panorama tersebut.

Kapolres pun menyayangkan sikap pedagang yang relatif tidak mendengarkan saran dan masukan saat giat polisi mencair sebelumnya. Terbukti, sudah 10 kali Polres Bengkulu melakukan polisi mencair bermasa pedagang, tetapi masih ada pedagang berjualan di badan jalan. Padahal tujuan imbauan tersebut untuk memberikan nilai positif kedepannya untuk pejalan kaki, pengendara motor, pembeli dan pedagang di Pasar Panorama.

\"Sudah 10 kali kami melakukan polisi mencair sekaligus memberikan himbauan tetapi masih ada pedagang berjualan dibadan jalan. Sangat disayangkan, himbauan kita kelihatannya tidak mempan,\" imbuh Kapolres.

Kapolres kemudian memastikan jika kedepan masih ditemukan pedagang menggelar lapak dibadan jalan tindakan tegas bakal diterapkan. Bukan tidak mungkin sidang tipiring diterapkan untuk pedagang yang tetap bersikeras berjualan di badan jalan.

\"Untuk saat ini kita hanya memberikan peringatan agar tidak berjualan di pinggir jalan. Kedepan jika masih tetap ditemukan hal semacam ini akan kita tertibkan,\" terang Kapolres.

Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Panorama, Thomas Iwan mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kondisi Pasar mengaku sudah memberikan peringatan agar pedagang tetap berjualan didalam. Mengingat ruang yang ada didalam pasar masih cukup luas untuk berjualan. Penyebab mereka kembali berjualan diluar karena menurut beberapa pedagang, dagangan mereka tidak laku jika berjualan di dalam pasar. \"Mereka yang berjualan di badan jalan sudah punya lapak di dalam. Karena merasa tidak laku, mereka nekat berjualan di badan jalan. Peringatan sudah kami berikan, tetapi tidak diindahkan,\" pungkas Thomas.

Pedagang Mainan Ditertibkan

Di bagian lain, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu juga melakukan penertiban terhadap sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di halaman sekolah, kemarin (14/9). Pasalnya, para pedagang mainan dan makanan ini kerap menimbulkan keresahan pihak sekolah karena mengganggu ketertiban siswa pada saat jam pelajaran.

\"Yang jelas pedagang mainan ini sangat menganggu karena anak-anak keluar pagar. Apalagi sekolah ini di pinggir jalan jadi bisa membahayakan anak-anak karena pedagang ini,\" cetus Kepala Sekolah SDN 19 Kota Bengkulu, Yorsa Nengsih. Tak hanya itu, keresahan lain yang membuat pihak sekolah geram adalah sampah yang berserakan. Terutama sampah plastik bekas makanan dan tidak ada inisiatif para pedagang ini untuk membersihkan sampahnya masing-masing.

Sehingga, usai jam sekolah maka halaman menjadi kotor.

\" Kami minta agar pedagang ini tidak ada lagi, karena anak- anak juga mengeluh karena setiap piket mereka kerepotan untuk membersihkan sampah di halaman sekolah setiap hari,\" ungkapnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SDN 3 Kota Bengkulu, Emi Mulyani. Pihaknya kerap menegur pedagang untuk dapat tertib saat berjualan terutama sampah yang dihasilkan. Namun hal tersebut tidak diindahkan dan secara terus-menerus dilakukan. Bahkan pihaknya sudah mencoba mengusir pedagang agar tidak berjualan lagi, tetapi malah terjadi perdebatan dengan alasan mereka cuma mencari rezeki untuk makan sehari-hari.

\"Kadang-kadang sampah itu sudah dimasukkan dalam kantong plastik tapi ditaruh didalam pagar kami. Kalau alasan untuk mencari makan okelah tapi kendak kami itu tolonglah sampah- sampah ini dibuang ditempatnya. Tapi malah kami dibilang sekolah arogan,\" tandas Emi. Komandan Kompi (Danki) Satpol PP, Suhardi Alex membenarkan pihaknya mendapatkan telepon langsung dari kepala sekolah dan juga ada dorongan dari pihak Diknas, dimana semua sekolah yang dekat dengan jalan lintas perlu ditertibkan.

Karena dikhawatrikan terjadi kecelakaan terhadap siswa akibat pedagang yang berjualan di trotoar dan dihalaman sekolah.

\"Makanya permintaan sekolah kita tindaklanjuti, jadi para pedagang ini baru kita beri imbauan,\" terang Suhardi.

Hanya saja penertiban yang menurunkan sebanyak 2 pleton personel Satpol PP ini, diduga bocor, sehingga hanya ditemukan 2 pedagang yang sedang melakukan aktifitas berjualan. Namun, untuk selanjutnya pihak Satpol akan melakukan patroli secara rutin ke setiap sekolah untuk memastikan pelanggaran tersebut tidak terulang kembali.

\"Suatu saat kita tidak pakai laporan lagi tetapi langsung tertibkan secara rutin, biar tidak ada kebocoran lagi. Kalau PKL itu bandel, maka barangnya akan kami angkut sebagai barang bukti,\" tegasnya. (805/167)

Tags :
Kategori :

Terkait