Ketua Panitia Pelaksana Simnas, AKBP dr Farid Amansyah Sp PD menuturkan, berdasarkan data yang dilansir WHO penyakit infeksi masih merupakan penyebab angka kematian fatal dan angka kematian tertinggi di daerah-daerah tropis termasuk di Indonesia.
\"Penyakit infeksi merupakan teroris utama yang harus dihadapi bersama-sama untuk menekan angka kematian setiap tahun, \" ujar dr Farid.
Masih dikatakannya, penyakit yang disebabkan infeksi terdiri atas demam tifoid, tifus, malaria, HIV/AIDS, hepatitis, demam berdarah dengue, TBC, penyakit paru serta penyakit terkini seperti flu burung (H5N1).
Mengatasi fenomena itu, Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) berinisiatif menggelar pertemuan ini di Bengkulu supaya karena para dokter bisa melakukan sharing ilmu mengenai penyakit infeksi, sehingga dapat menyelematkan ribuan nyawa dari para infeksi. Ada sekitar 450 dokter nasional yang diundang dalam acara ini.
Sementara Ketua PAPDI Bengkulu, dr Zaini Dahlan Sp PD menuturkan, penyakit infeksi dikarenakan penyebab morbilitas sehingga menyebabkan kematian. Penyebabkan selalu berhubungan soal kebersihan dan kesejahteraan masyarakat. \"Jika di daerah sosial ekonomi kurang baik infeksi akan tinggi.\" katanya. Penyakit infeksi dari tahun ketahun akan berkurang dengan perbaikan sistem.
Dalam kesempatan ini juga akan dibahas berbagai pengubahan obat juga akan dibahas seperti obat malaria, penggunaan klorokoin banyak yang resitan sehingga kebal terhadap klorokoin sehingga diubah dengan obat baru atemisin, suldog sebagian masih digunakan.
Di sisi lain, simposium tersebut dibuka Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah, dihadiri Kapolda Bengkulu, Kadinkes Bengkulu Hendarini BSc SSos, Dir RSUD M Yunus, serta 400 dokter Se-Indonesia. Dalam kesempatan itu gubernur didampingi para tamu undangan melakukan pengecekan sejumlah stand yang dibuka dalam acara digelar selama dua hari tersebut.(247)