Infeksi Pembunuh Nomor 2

Minggu 03-03-2013,11:15 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

RATU SAMBAN, BE -  Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, angka kematian yang disebabkan penyakit infeksi mencapai 31,2 persen dan menduduki nomor urut kedua setelah penyakit jantung  yang menyebabkan kematian. Hal ini terungkap saat Simposium  Nasional  Diagnosis  dan Penatalaksanaan Terkini Penyakit Infeksi yang digelar di Hotel Santika, Kota Bengkulu, kemarin.

Ketua Panitia Pelaksana Simnas, AKBP dr Farid Amansyah Sp PD menuturkan, berdasarkan data yang dilansir WHO penyakit infeksi masih merupakan penyebab angka kematian fatal dan angka kematian tertinggi di daerah-daerah tropis termasuk di Indonesia.

\"Penyakit infeksi merupakan teroris utama   yang harus dihadapi bersama-sama untuk menekan angka kematian setiap tahun, \" ujar dr Farid.

Masih dikatakannya,  penyakit yang disebabkan infeksi terdiri atas demam tifoid, tifus, malaria, HIV/AIDS, hepatitis, demam berdarah dengue, TBC, penyakit paru serta penyakit terkini seperti flu burung (H5N1).

Mengatasi fenomena itu,  Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam  Indonesia (PAPDI) berinisiatif menggelar pertemuan  ini di Bengkulu supaya karena para dokter bisa melakukan sharing ilmu mengenai penyakit infeksi, sehingga dapat menyelematkan ribuan nyawa dari para infeksi. Ada  sekitar 450 dokter nasional yang diundang dalam acara ini.

Sementara Ketua PAPDI Bengkulu, dr Zaini Dahlan Sp PD menuturkan, penyakit infeksi dikarenakan penyebab morbilitas  sehingga menyebabkan kematian. Penyebabkan selalu berhubungan soal kebersihan dan kesejahteraan masyarakat. \"Jika di daerah sosial ekonomi kurang baik infeksi akan tinggi.\" katanya. Penyakit infeksi dari tahun ketahun  akan berkurang dengan perbaikan sistem.

Dalam kesempatan ini juga  akan dibahas  berbagai   pengubahan obat juga akan dibahas seperti obat malaria,  penggunaan klorokoin banyak yang resitan sehingga kebal terhadap klorokoin sehingga diubah dengan obat baru atemisin, suldog sebagian masih digunakan.

Di sisi lain, simposium tersebut dibuka Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah, dihadiri Kapolda Bengkulu,  Kadinkes Bengkulu Hendarini BSc SSos,  Dir RSUD M Yunus,   serta 400 dokter  Se-Indonesia. Dalam kesempatan itu gubernur didampingi para tamu undangan melakukan pengecekan sejumlah stand  yang dibuka dalam acara digelar selama dua hari tersebut.(247)

Tags :
Kategori :

Terkait