BENGKULU, bengkuluekspress.com - Dampak sebaran virus Korona dari Tiongkok tidak hanya menggangu sektor pariwisata di Tanah Air melainkan juga sektor perdagangan. Bahkan impor barang dari Tiongkok mengalami penurunan. \"Banyak produk yang kita impor dari Tiongkok akan berkurang, misalnya buah buahan, sehingga kemungkinan permintaan dari kita berkurang,\" kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA, Rabu (5/2).
Bahkan Ia mengaku, penurunan impor tidak hanya terjadi pada saat virus Korona mulai merebak di sejumlah negara di dunia. Akan tetapi, nilai impor sepanjang 2019 di Provinsi Bengkulu sejak Januari hingga Desember telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bahkan nilai impor dari Tiongkok ke Bengkulu tercatat mengalami penurunan sebesar 74,29 persen.
\"Nilai impor kita dari Tiongkok mengalami penurunan pada 2019 lalu, kita perkirakan Januari 2020 juga akan menurun akibat wabah Korona,\" ujar Dyah.
Ia menambahkan, selama periode Januari-Desember 2019, Tiongkok menjadi negara asal impor terbesar dengan nilai impor mencapai US$ 23,67 juta atau mencapai 85,52 persen dari total impor Provinsi Bengkulu selama tahun 2019. nilai impor barang yang berasal dari tiongkok mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan nilai impor pada tahun 2018 yang tercatat sebesar US$ 92,10 juta. Penurunan tersebut disebabkan tingginya impor tahun 2018 karena adanya pembangunan proyek PLTU di Kota Bengkulu yang berakhir hingga awal 2019.
\"Pada 2019 lalu, impor menurun karena proyek PLTU di Kota Bengkulu sudah selesai, nah kalau 2020 ini diperkirakan karena Korona,\" tutupnya.
Virus Korona Akan Jadi Masalah Baru Bagi Perekonomian Dunia
Sebelumnya, Pakar Ekonomi Universitas Bengkulu, Prof Dr Kamaludin MM menaruh, kekhawatiran dengan dampak ekonomi dari adanya virus Korona yang mematikan. Menurutnya, isu ini akan menjadi masalah baru bagi perekonomian dunia.
\"Yang terbaru adalah outbreak Korona di Tiongkok. Tentu ini kan menjadi persoalan-persoalan baru untuk perekonomian, tidak hanya di Bengkulu tapi juga dunia,\" kata Kamaludin.
Dampak paling terasa dari adanya virus Korona yakni akan berimbas pada kondisi pariwisata Indonesia. Di mana, wisatawan mancanegara asal Tiongkok akan turun drastis. Dampak lainnya yaitu menurunnya permintaan barang impor dari Tiongkok karena aktivitas pengiriman yang terganggu akibat virus Korona. \"Sudah pasti pariwisata dari Tiongkok akan terganggu, begitu juga impor barang,\" ujarnya.
Meski begitu, Ia mengaku, menurunnya impor barang dari Tiongkok ke Bengkulu tidak hanya disebabkan oleh virus Korona, akan tetapi Dirjen Bea dan Cukai juga telah menurunkan besaran barang bebas bea masuk dari $75 menjadi $3. Penurunan tersebut jelas berdampak terhadap menurunnya daya beli masyarakat akan barang impor.
\"Barang impor kan sekarang kalau harganya diatas $3 kena biaya bea masuk, jelas orang semakin sedikit yang mengimpor barang dari Tiongkok,\" tutupnya.(999)