HONDA BANNER
BPBD

Emas Perhiasan dan Cabai Merah Jadi Pendorong Utama Inflasi Bengkulu Oktober 2025

 Emas Perhiasan dan Cabai Merah Jadi Pendorong Utama Inflasi Bengkulu Oktober 2025

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal-foto: tri yulianti-

BENGKULUEKSPRESS.COM  — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat, inflasi year-on-year (y-on-y) di Provinsi Bengkulu pada Oktober 2025 mencapai 2,85 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,39.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal menjelaskan bahwa inflasi di tingkat kabupaten dan kota bervariasi. Kabupaten Mukomuko mencatat inflasi y-on-y tertinggi yakni 4,46 persen dengan IHK 108,57, sedangkan Kota Bengkulu mengalami inflasi 2,33 persen dengan IHK 108,34.

Secara month-to-month (m-to-m), inflasi Provinsi Bengkulu pada Oktober 2025 sebesar 0,18 persen, sementara tingkat year-to-date (y-to-d) mencapai 2,29 persen.

Sedangkan penyumbang utama inflasi secara bulanan (m-to-m) pada Oktober 2025 berasal dari kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, dengan andil inflasi 0,15 persen. Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan, dengan andil sebesar 0,13 persen.

“Pada bulan Oktober ini, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, khususnya emas perhiasan, menjadi penyumbang utama inflasi. Harga emas memang sedang meningkat,” ujar Win Rizal

BACA JUGA:Wali Kota Bengkulu Ikuti Pendidikan Khusus di NUS Singapura dan Lemhanas

BACA JUGA:Makan di 18 Restoran dan Rumah Makan di Kota Bengkulu Ini Berhadiah Sepeda Listrik, Kerjasama dengan Pemkot

Sementara itu, penyumbang utama inflasi secara tahunan (y-on-y) berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 2,42 persen. Komoditas yang paling berpengaruh adalah cabai merah, dengan andil sebesar 1,14 persen terhadap inflasi.

Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memberikan andil 0,47 persen, dengan emas perhiasan sebagai komoditas penyumbang utama sebesar 0,40 persen. Kelompok transportasi juga berkontribusi terhadap inflasi dengan andil 0,16 persen, terutama disebabkan oleh kenaikan harga sepeda motor (andil 0,08 persen).

“Kalau di bulan Oktober ini, selain emas, di kelompok makanan juga ada yang menjadi pendorong. Kita kemarin sempat bermasalah dengan bawang merah, tapi sekarang stoknya sudah cukup. Justru sekarang cabai merah yang menjadi perhatian karena turut mendorong inflasi,” jelasnya

BPS mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk tetap mewaspadai gejolak harga komoditas pangan strategis, terutama cabai merah, serta memantau harga emas yang turut memberikan tekanan terhadap inflasi daerah.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: