Dua Balita Gizi Buruk Meninggal

Dua Balita Gizi Buruk Meninggal

\"\"

TAIS, Bengkulu Ekspress - Terhitung selama 2017 terdapat dua bayi dibawah lima tahun (balita) di Kabupaten Seluma, meninggal dunia (MD) akibat mengalami gizi buruk. Dari jumlah sebanyak 13 balita mengalami gizi buruk yang tersebar di 14 kecamatan.

“Dari 13 kasus gizi buruk ternyata dua diantaranya tidak bisa mendapatkan tindakan medis. Faktornya juga terdapat penyakit yang sudah di derita oleh balita tersebut,” kata Kepala Dinas kesehatan kabupaten Seluma, Khaidir Muchtar S.sos Kepada Bengkulu Ekspress kemarin (24/1).

Jumlah penderita gizi buruk di Kabupaten Seluma, mengalami pengurangan dibandingkan 2016. Saat itu terdapat 22 kasus gizi buruk dan 1 diantaranya meninggal dunia. Penderita gizi buruk itu terdapat di Desa Cengri 2 orang, Air Periukan 2 orang, Kota Seluma 1 orang, Talang Tinggi 2 orang, Seluma Timur 1 orang, Kembang Mumpo sebanyak 1 orang dan Puguk 1 orang serta Muara Maras sebanyak 1 orang.

“Untuk yang MD di Air Periukan dan Puguk mengingat kedua balita yang mengalami gizi buruk ini juga di iringi dengan penyakit bawaan,” sampainya.

Sebagian besar penderita gizi buruk ini tidak lain disebabkan dari faktor pendidikan yang kurang, ekonomi dan keluarga yang kurang peduli dengan anggota keluarga. Disebabkan kurangnya pemahaman tentang perawatan balita. Seperti pada pasien gizi buruk di Desa Puguk. Orang tua balita itu mengalami keterbelakangan mental sehingga sulit melakukan tindakan terhadap balita.

“Perawatan secara intensif sudah dilakukan namun pihak keluarga tidak menginginkan diambil tindakan medis. Termasuk perawatan di puskesmas yang khusus melakukan perawatan akan gizi buruk ini,”ujarnya.

Khaidir menegaskan juga, sekalipun jumlah setiap tahun mengalami pengurangan. Namun dinas kesehatan juga akan tetap secara intensif melakukan pendataan dan memantau akan warga yang mengalami gizi buruk. Sekalipun tidak termasuk kedalam Jamkesda dan KIS maka dinas kesehatan tetap akan melakukan pendampingan. Mengingat dari sejumlah kasus gizi buruk tidak termasuk dalam jamkesda dan KIS.

“kita akan tetap mengupayakan balita yang gizi buruk ini dapat jaminan kesehatan agar kesehatannya kembali normal,”sampainya. (333)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: