Semua Anak Bintang Bercahaya, Jangan Didik Anak dengan Kekerasan

Semua Anak Bintang Bercahaya, Jangan Didik Anak dengan Kekerasan

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Tuhan tidak menciptakan produk yang gagal, karena semua anak adalah bintang bercahaya yang diberikan Tuhan kecedasan dengan caranya sendiri.

Orang tua maupun guru harus mampu menilai kecerdasan masing-masing anaknya maupun anak didiknya, karena setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda baik cerdas dalam bernyanyi, berhitung, bahkan cerdas dalam menggambar.

Pakar Parenting, Dr Seto Mulyadi SPsi MSi atau yang akrab disapa Kak Seto mengungkapkan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendidik anak seperti melalui kegiatan mendongeng, bernyanyi, dan menggambar.

Orang Tua dituntut dapat mengenali tipe kecerdasan masing-masing anaknya kemudian diajarkan sesuai dengan kesenangan anak. \"Setiap anak memiliki kecerdasan berbeda, maka kita harus menilainya dengan cara berbeda pula sesuai dengan keinginan dan minat masing-masing anak, dan jangan memaksakan kehendak kita kepada anak,\" ujar Kak Seto pada Seminar Pendidikan Parenting \"Bunda, Ayah, Aku Adalah Bintang\" di Gedung Sebrba Guna (GSG) Pemprov Bengkulu, kemarin (7/10).

Diungkapkan Kak Seto, di era globalisasi sekarang, anak-anak lebih disibukkan dengan Pekerjaan Rumah (PR) dan tugas dari sekolah, bahkan saat anak tersebut terlambat datang ke sekolah lantas marahi, tidak membuat PR lantas di hukum. Semua hal tersebut pada akhirnya menimbulkan efek negatif pada anak-anak tersebut.

\"Pendidikan semacam ini kurang tepat, untuk itu mendidik anak haruslah dengan mengenali tipe kecerdasannya. Jangan berikan pendidikan anak-anak dengan kekerasan,\" ungkap Kak Seto.

Kak Seto mengatakan, Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) adalah tempat bermain bagi Anak, sehingga di usia bermain, Anak-anak jangan dipaksakan harus mengikuti kemauan orang tua atau guru untuk bisa menjadi sesuai harapan orang tua atau guru apalagi memaksa dengan kekerasan, karena akan menimbulkan efek buruk pada anak tersebut dikemudian hari saat dirinya dewasa.

\"Kurikulum kurang berpihak kepada hak anak, pendidikan memaksa anak harus bisa bahasa asing, matematika dan sebagainya. Padahal Pendidikan adalah tempat belajar dari ketidaktahuan menjadi tahu, kalau dipaksa, Anak akan menjadi takut, oleh sebab itu buatlah suasana belajar yang menyenangkan maka anak-anak akan senang,\" tutur Kak Seto.

Kak Seto mengungkapkan, cara mendidik anak yang tepat adalah dengan cara memahami hak anak. Hal ini bisa timbul dengan cara mengajari anak dengan suasana yang senang dan bahagia.

Kak Seto mencontohkan sebegitunya menakutkan pendidikan saat ini, kalau belajar Anak-anak akan bosan, sedangkan kalau guru rapat dan Anak-anak disuruh pulang sekolah, maka Anak-anak akan senang dan merasa telah bebas dari belenggu yang menahannya. \"Kalau mengajarkan anak dengan bentakan atau omelan maka kita tidak mengajarkan etika kepada anak. Sang anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang keras, Kita harus membuat anak tidak bosan dan selalu senang belajar\" ungkap Kak Seto.

Dikatakan Kak Seto, semua anak pada dasarnya senang belajar. Lingkungan yang tidak kondusif yang membuat anak menjadi tidak senang belajar. Sehingga cara yang tepat adalah dengan menciptakan suasana menyenangkan agar anak senang belajar. \"Suasana yang menyenangkan akan membuat anak lebih suka belajar bahkan tanpa perlu dipaksa dengan kekerasan,\" sambung Kak Seto.

Kak Seto menambahkan, kekerasan tidak hanya terjadi di luar lingkungan keluarga tetapi didalam keluarga juga ada kekerasan. Orang tua itu garda terdepan untuk melindungi anak bukan menyakiti anak. Anak bisa diajari dengan baik yaitu dengan senyuman yang mampu membuat Anak-anak bahagia. \"Kalau anak tidak tahu matematika, anaknya dimarahi, padahal seharusnya harus mampu mengajarkan kebaikan dan anak tetap harus diberi ruang untuk bermain,\" tambah Kak Seto.

Diterangkan Kak Seto, Orang tua saat ini terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, tidak ada komunikasi, kekerasan terhadap anak terus terjadi serta tidak tahu potensi anak. Semua hal tersebut adalah perilaku yang dapat menimbulkan perilaku menyimpang kepada anak seperti bullying, tawuran, perkosaan, dan masih banyak lainnya.

\"Buatlah keluarga menjadi penuh cinta, matematika bukanlah segala-galanya yang penting itu etika. Ajari anak dengan benar, berikan perhatian agar terbebas dari berbagai macam tindakan menyimpang yang meungkin terjadi pada anak,\" terang Kak Seto.

Kak Seto menilai, semua anak itu unik, Anak-anak bukanlah orang dewasa jadi jangan disamakan dengan orang dewasa. Selain itu, Anak-anak adalah peniru yang baik, Anak-anak belajar dari melihat bukan melalui omelan.

\"Kreativitas adalah segalanya karena IQ bukanlah segala-galanya. Kunci sukses menghadapi anak adalah kreatif dengan cara mengajari anak dengan hal yang kreatif seperti bernyanyi dan banyak lagi cara lainnya,\" kata Kak Seto.

Terakhir Kak Seto berharap, semua orang tua mampu mengenali potensi anaknya masing-masing hingga mampu memberikan pendidikan yang tepat bagi anak tanpa perlu memaksa anak dengan kekerasan ataupun hukuman. \"Kuncinya adalah pemahaman dari orangtua bahwa setiap anak berbeda oleh karenanya pengajaran yang dilakukan juga harus sesuai dengan bakat dan kecerdasannya masing-masing,\" tutup Kak Seto.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi & Pembangunan Pemda Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gurnawan mengatakan, anak adalah harapan masa depan, Anak yang lemah lembut diajarkan oleh keluarga yang lemah lembut.

Begitu juga seorang anak yang memiliki karakter keras dan tidak beretika, itu menunjukkan keluarganya salah mendidik anaknya.

\"Di era globalisasi Tanggung jawab orang tua berkurang membuat anak kehilangan figur sehingga mencari figur diluar rumah yang terkadang kurang cocok untuk anak, \" ujar Ricky.

Ricky menilai, kalau ada 30 persen orangtua yang seperti itu maka bagaimana generasi Indonesia 25 tahun mendatang. Keterbatasan orang tua membuat pendidikan hanya diberikan sekolah padahal pendidikan diberikan juga oleh orang tua.

\"Maka dari itu orangtua harus tetap punya waktu mengajari anak, jangan hanya karena sibuk lantas anak menjadi terlantar,\" tukas Ricky.

Sementara itu, Bunda Paud Provinsi Bengkulu, Derta Wahyulin Rohidin mengatakan, seminar parenting bertema aku adalah bintang ini sangat menyentuh. Anak usia dini adalah usia emas dan harus dididik dengan baik.

\"Tanamkanlah kebaikan didalam diri kita sehingga anak mencontoh diri kita. Tanamkan pendidikan agama di kehidupan kita maka akan mendapatkan akhlak yang mulia, kalau pendidikan agama ditanamkan sejak dini maka akan mendapatkan anak-anak yang berakhlak,\" ujar Derta. Derta menambahkan, semua dicipatakan tuhan mengeluarkan cahayanya masing-masing termasuk manusia,

itulah karakter. Didalam mendidik anak harus dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Berikan pendidikan terbaik dengan cara yang baik pula. \"Setiap anak bercahaya, setiap anak cerdas. Jangan sia-siakan anak kita, didiklah dengan baik agar terus berakhlak mulia,\" tukas Derta.

Ketua Panitia Seminar sekaligus GM Bengkulu Ekspress, Suherdi Marabilie SE mengungkapkan, Seminar Aku adalah Bintang diikuti sekitar 400 orang dari Guru-guru Paud di Provinsi Bengkulu. Semuanya terlihat antusias mengikuti seminar pendidikan yang bertujuan dapat meningkatkan Pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu melalui pendidikan anak yang lebih berkarakter. \"Anak adalah masa depan bangsa. Pendidikan yang tepat bagi anak sangat membantu pembangunan Bengkulu ke depannya menjadi lebih baik. Seminar ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan yang tepat bagi guru dan ornagtua dalam mendidik anak dengan baik,\" singkatnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: