Distributor Garam Mulai Kurangi Karyawan

Distributor Garam Mulai Kurangi Karyawan

\"Garam\"BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Krisis garam yang terjadi saat ini makin mengkhawatirkan. Sejauh ini sudah ada 2 perusahaan pemasok atau distributor garam di Provinsi Bengkulu yang kehabisan stok.

Kedua perusahaan itu adalah CV Abadi dan Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD). Khusus untuk CV Abadi, sejauh ini sudah memberhentikan 10 orang karyawannya yang bertugas sebagai pengepakan dan iodiumisasi garam.

Pengawas CV Abadi, Indra menuturkan stok bahan baku garam konsumsi untuk Bengkulu yang selama ini diproses iodiumisasinya dilakukan perusahaannya dan Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) sudah habis, dan belum ada kejelasan sampai kapan kelangkaan itu terjadi.

\"Selama ini kita dapat bahan baku sebanyak 700-800 ton garam per tahun untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi di Bengkulu serta kabupaten tetangga seperti Musi Rawas dan Lubuk Linggau,\" ujarnya.

Terkait pemberhentian karyawannya, Indra mengaku itu terpaksa dilakukan perusahaanya, karena stok bahan baku yang disuplai dari Madura, dan Surabaya Jawa Timur kosong.

Ia berharap pemerintah daerah turun tangan untuk mencarikan solusinya, minimal untuk kebutuhan masyarakat Provinsi Bengkulu.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu, , Hj Dewi Dharma MSi tak menampik informasi tersebut.

Menurutnya, kelangkaan garam tersebut terjadi sejak April 2017 lalu. Ia mengaku, berdasarkan laporan garam pada bulan April 2017 oleh CV Abadi, stok awal bulan April sebanyak 1.943.770 Kg dan berhasil disalurkan sebanyak 150.000 Kg, kemudian pada bulan Mei pengadaan garam ditambah menjadi 250.000 Kg. Kemudian stok pada bulan Juni hanya tersisa 12 ton, itupun sudah didistribusikan ke seluruh daerah.

Dewi menyebutkan, penyebab utama kelangkaan garam dikarenakan tidak adanya bahan baku untuk pengolahan garam. Lebih jauh dikatakan Dewi, selama ini bahan baku pembuatan garam konsumsi mengandalkan bahan baku dari Madura. Namun sejak satu bulan terakhir bahan baku pengolahan yodiumisasi garam untuk konsumsi yang selama ini dipasok oleh PT Garindo tidak ada di pasaran.

Sementara kebutuhan bahan baku garam konsumsi dan industri di Kota Bengkulu rata-rata 400 ton per bulannya.

Untuk di Kota Bengkulu, selain dipasok oleh CV Abadi dengan merek Benteng dan Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) dengan merek Rafflesia juga dipasok dari daerah lain seperti Lampung dan Palembang serta Jakarta.

\"Sayangnya sejak kelangkaan ini, mereka saja tidak bisa memenuhi kebutuhan garam konsumsi di daerahnya,\" bebernya.

Pihaknya pun mengaku telah melakukan pemantauan ke gudang milik CV Abadi, dan kondisi gudang saat ini kosong.

\"Kelangkaan garam ini belum terlalu dirasakan masyarakat, namun mulai dirasakan dampaknya pada industri kecil, sedangkan kenaikan harga juga masih relatif wajar, \" bebernya. Melihat kondisi tersebut, Disperindag Kota Bengkulu memohon bantuan kepada Disperindag Provinsi Bengkulu untuk bisa memfasilitasi kekosongan bahan baku garam konsumsi dan industri di Kota Bengkulu kepada Menteri Perdagangan. (247)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: