Barisan Pemuda Pemudi Sosial Indonesia (BPSI) Gelar Dialog Tangkal Teroris

Barisan Pemuda Pemudi Sosial Indonesia (BPSI) Gelar Dialog Tangkal Teroris

BPSI Gelar Dialog Tangkal Teroris BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Barisan Pemuda Pemudi Sosial Indonesia (BPSI) Bengkulu menggelar seminar dan dialog interaktif dengan tema \'Peningkatan Peran Elemen Bangsa Mencegah Terjadinya Ancaman Terorisme di Provinsi Bengkulu\' di aula Basurek Hotel Santika Bengkulu, kemarin (20/6).

Kegiatan tersebut menghadirkan tiga pemateri, yakni Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Bengkulu, Brigjend TNI (Pur) H Iskandar Ramis BA SIP SE MSi, Direskrimum Polda Bengkulu, Kombes Pol. A.Rofiq SE MH, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bengkulu, Zul Effendi MPdI.

Dalam kesempatan itu, Iskandar Ramis menyampaikan bahwa peningkatan peran elemen bangsa dalam mencegah terjadinya ancaman terorisme di Bengkulu sangat diperlukan.

Menurutnya, peledakan bom di JW Mariot beberapa waktu lalu membuat nama Provinsi Bengkulu terseret-seret. Hal ini tidak lepas dari pelaku bom tersebut adalah orang Bengkulu. Agar hal ini tidak berkembang dan tumbuh di Provinsi Bengkulu, maka masyarakat perlu mengetahui dan memahami tentang apa itu terorisme, kemudian mengenali lingkunganya dan bagaimana menyikapi dan bertindak jika ditemukan hal-hal yang mencurigakan.

\"Selama ini radikalisme selalu diidentikkan dengan berjihad, sehingga saat ini Islam selalu disorot,\" cetusnya.

Terorisme sengaja dilakukan untuk menciptakan suasana tidak nyaman. Hal ini disebabkan faktor-faktor korealatif teror dan radikalisme, seperti sosial keagamanan, kesenjangan aspek kehidupan dan banyak lagi.

Peran elemen bangsa dalam mencengah radikalisme dan terorisme maka diperlukan konsolidasi fungsi organisasi dan melakukan kajian-kajian upaya cegah radikal dan teror, kemudian aktif dalam sistem deteksi dan informasi dini terkait terorisme.

Sementara itu, Direskrimum Polda Bengkulu,Kombes Pol. A.Rofiq SE MH menuturkan, strategi dan program radikalisasi dalam rangka penanggulangan terorisme di Indonesia melalui dasar hukum penyidikan tindak pidana terorisme dan pencegahan pendanaan terorisme yang di atur dalam UU No 15 Tahun 2013. Menurutnya, radikalisme merupakan aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial politik dengan cara kekerasan. Namun radikalisme tidak selalu berkaitan dengan keagamanan, dan setiap agama ada yang radikal.

\"Radikal terorisme suatu kelompok yang mengusung dan mengatasnamakan ideologi keagamaan, penghancuran, pembunuhan bersifat massif rasa takut yang luas dan paksakan ideologinya dengan cara kekerasan,\" ujarnya.

Untuk menciptakan kawasan terbebas dari cengkraman radikalisme, ekstrimisme dan terorisme, semua pihak baik eksekutif, yudikatif, dan legislatif serta media berikut masyarakat harus bersinergi, dengan membuat program yang menyentuh sendi-sendi kehidupan, program terus menerus dan berkesinambungan terobosan program pencegahan, deradikalisasis dan penegakan hukum, dengan sasaran mematikan radikalisme baik tindakan atau perbuatanya.

Disisi lain, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bengkulu, Zul Effendi MPdI menyampaikan terorisme menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan negara.

Ia sangat mengapresiasi apan yang dilakukan BPSI sehingga memberikan pemahaman kepada para pemuda untuk tidak mudah terpengaruh dan ikut serta dalam tindakan tersebut.

\"Dalam Islam hukum melakukan teror haran dengan alasan apapun, apalagi di negeri damai, \" tegasnya.

Pantauan BE, dialog interaktif ini berlangsung lancar, dipandu oleh moderator Arnold Wardin dan diikuti puluhan peserta dari perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa, dan organisasi kampus. Di bagian lain, Ketua BPSI, A. Febriansyah didampingi Ketua Panitia, William Dwi Putra menuturkan kegiatan ini dilakukan untuk membentuk organisasi sosial yang berkontribusi pada masyarakat Bengkulu atau diluar daerah.

Organisasinya terpanggil menggelar kegiatan ini melihat kondisi negara kita yang sudah masuk dalam darurat, dan terorisme sudah meresahkan dunia.

\"Harapanya, acara ini kita bisa memilih ilmu yang baik, karena saat ini banyak informasi yang terpotong, dan yang kita terima hanya sebagian sehingga mengarah hal-hal negatif dengan dialog ini bisa sharing berdiskusi, dan pemateri bisa memberikan pemahaman apa itu terorisme dan bagaimana menangkalnya. Sehingga terorisme tidak berkembang dilingkungan dan di Provinsi Bengkulu.(247/krn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: